3 Tanda Anovulasi, Benarkah Bisa Mengganggu Kesuburan?

Tubuh wanita memiliki siklus hormonal yang dapat menentukan kesuburan, salah satunya siklus menstruasi. Untuk bisa melepas sel telur atau yang disebut ovulasi, diperlukan hormon yang seimbang dalam tubuh. Tetapi, ada kalanya wanita tidak bisa melepaskan sel telur sama sekali. Kondisi ini disebut juga dengan tanda anovulasi.

Tanda anovulasi bisa terjadi pada wanita di usia subur. Anovulasi ditandai dengan keadaan ketika seorang wanita tidak mengalami ovulasi. Kondisi ini merupakan gangguan kesehatan kronis yang menyebabkan infertilitas atau ketidaksuburan pada wanita. 

Anovulasi dapat menyebabkan seorang wanita tidak bisa hamil, karena sel telur dalam rahimnya tidak dapat dibuahi oleh sel sperma. Jika tidak dideteksi sejak dini, penyebab infertilitas ini tidak akan dapat ditangani dengan baik. 

Jika Moms sedang merencanakan kehamilan, dan ingin mengetahui lebih lanjut tanda-tanda dan penyebab dari anovulasi, yuk simak dalam artikel ini. 

Penyebab Terjadinya Anovulasi

Anovulasi yang dialami oleh sebagian wanita merupakan bagian dari proses metabolisme tubuh yang melibatkan banyak organ, kelenjar, dan reaksi zat kimiawi. Ada beberapa hal yang menandai penyebab terjadinya anovulasi. Setidaknya ada 4 penyebab terjadinya anovulasi, yaitu adanya kelainan hormon, kelebihan berat badan, stres, hingga berat badan yang di bawah normal. 

Kelainan Hormon

Penyebab utama seorang wanita mengalami anovulasi yaitu ditandai dengan adanya kelainan hormon, yang disebut juga dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS). PCOS adalah kondisi di mana dalam tubuh wanit terkandung hormon androgen atau hormon pria dalam jumlah berlebih, sehingga terjadi resistensi insulin yang menandai anovulasi. PCOS juga dapat menimbulkan kista pada indung telur karena ketidakseimbangan hormon yang terjadi. 

Ada juga penyebab tanda anovulasi lainnya akibat penyakit bawaan genetik, seperti disfungsi kelenjar tiroid, cadangan ovarium yang rendah, dan penyakit lainnya. 

Kelebihan dan Kekurangan Berat Badan

Berat badan yang berlebih atau obesitas, maupun berat badan di bawah normal dapat mempengaruhi keadaan hormon dalam tubuh. Faktor berat badan ini setidaknya dialami oleh 6% wanita yang belum pernah hamil. Sel-sel lemak dalam tubuh dapat mempengaruhi fungsi sel telur dan sistem reproduksi, sehingga terjadi tanda anovulasi. 

Stres

Stres merupakan sumber dari segala penyakit. Saat stres, tubuh mengeluarkan hormon kortisol dalam jumlah berlebih, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan hormon lainnya. Stres bisa jadi salah satu faktor penanda anovulasi. 

Lebih lanjut, Moms perlu mengetahui tanda-tanda anovulasi yang mungkin terjadi dalam tubuh, yaitu: 

Jadwal Menstruasi Tidak Teratur

Jadwal menstruasi yang berubah-ubah setiap bulannya dapat menjadi salah satu penanda anovulasi. Apabila Moms memiliki siklus menstruasi yang lebih pendek dari 21 hari, atau lebih panjang dari 36 hari, kemungkinan Moms mengalami disfungsi sel telur yang dapat menyebabkan anovulasi. 

Selain itu, jika siklus menstruasi Moms cenderung normal dalam rentang waktu antara 21 sampai 36 hari, namun frekuensinya sering berubah setiap bulan, ini juga bisa menjadi tanda terjadinya anovulasi. 

Adanya Gejala Lain Pada Tubuh

Anovulasi juga dapat ditandai dengan gejala lain, seperti kadar lendir pada serviks atau leher rahim yang cenderung sedikit, terjadinya penebalan atau penipisan dinding rahim, dan level hormon progesteron yang terbilang sangat rendah. 

Anovulasi dapat diatasi dengan pengobatan secara medis, atau terapi hormonal yang disarankan oleh dokter. Karenanya, sangat penting untuk memeriksakan kondisi organ reproduksi sejak dini. 

Must Read

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here