Menjadi orang tua adalah perjalanan baru yang penuh tantangan. Ada banyak buku atau jurnal yang membahas tentang hal ini namun pada kenyataanya, proses ini akan dihadapi berbeda pada setiap orang tua.
Sejak hamil, ibu adalah sosok yang paling merasakan perubahan dalam dirinya. Ada banyak pengetahuan dan hal baru yang harus diadaptasi oleh ibu, apalagi setelah proses melahirkan. Seorang ibu harus siap merawat anaknya saat tubuhnya baru saja mengalami proses melahirkan yang melelahkan.
Jika proses ini tidak berjalan dengan baik, bisa jadi ibu akan menghadapi stress. Tidak hanya itu, stress berkepanjangan akan memicu baby blues. Baby blues adalah bentuk depresi yang kerap dirasakan ibu baru. Baby blues inilah yang nantinya akan menjadi postpartum depression atau depresi pasca melahirkan jika tidak ditangani dengan tepat.
Apakah postpartum depression dan apa saja hal-hal yang perlu Moms perhatikan? Mari kita bahas selengkapnya.
- Postpartum Depression adalah salah satu jenis depresi yang dialami oleh ibu setelah melahirkan. Biasanya, gejalanya adalah berupa kecemasan, kesedihan yang mendalam, dan kebingungan dalam merawat bayi. Ibu biasanya akan menangis atau bisa mengalami gejolak emosi yang sulit dikontrol. Postpartum depression berbeda dengan baby blues meskipun memiliki gejala yang sama. Pada postpartum depression, gejala akan lebih berat dan juga dalam jangka waktu yang lebih lama.
- Depresi pasca melahirkan ini disebabkan salah satunya oleh perubahan fisik dan hormon ibu setelah melahirkan. Awalnya, di masa kehamilan, kadar hormon estrogen dan progesteron akan sangat tinggi. Namun, dalam jangka waktu 24 jam setelah melahirkan, kadar hormon dapat turun kembali dengan cepat ke tingkat normal seperti sebelum kehamilan. Inilah yang diduga menjadi penyebab depresi postpartum pada ibu setelah melahirkan.
- Setiap ibu yang baru melahirkan akan memiliki resiko mengalami postpartum depression. Ibu yang sudah melahirkan lebih dari sekali juga memiliki resiko yang sama. Namun, beberapa ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko ini, termasuk di antaranya adalah ibu dengan riwayat masalah kejiwaan bipolar, ibu yang pernah mengalami depresi selama kehamilan maupun di waktu lainnya atau ibu dengan bayi berkebutuhan khusus.
- Gejala postpartum depression mungkin tidak akan terlihat jelas. Namun jika Ibu merasa ada yang tidak beres dengan diri saat setelah melahirkan, terutama terkait emosi dan kecemasan, ada baiknya untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau psikolog terdekat. Dokter atau psikolog akan mengajak bicara ibu dan melakukan pemeriksaan lain yang menunjang diagnosa. Jangan melakukan diagnosa pribadi dan meremehkan hal yang terjadi pada ibu, karena akan bisa berbahaya.
- Ibu harus segera mendatangi dokter atau psikolog jika mengalami gejala-gejala yang merujuk pada postpartum depression. Tapi, ada baiknya sebelum hal ini terjadi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah postpartum depression. Setiap ibu membutuhkan support yang baik saat hamil, melahirkan hingga merawat anak. Ibu yang sehat baik mental dan fisiknya akan mendidik anak dengan optimal. Peran ayah menjadi sangat penting sebagai support system ibu. Dengarkan keluh kesah ibu dan juga pahami perubahan yang ada di dirinya. Berikan juga dukungan dalam bentuk bantuan untuk merawat sang buah hati sehingga ibu tidak merasa berjuang sendirian. Tunjukkan rasa sayang dan perhatian kepada ibu.
Postpartum depression nyata adanya dan perlu penanganan serius sehingga pencegahan adalah hal terbaik yang bisa dilakukan. Untuk itu, setiap orang tua perlu membicarakan dan juga menyiapkan diri baik fisik dan mental dalam menghadapi setiap proses kehamilan, kelahiran dan perawatan anak setelahnya.