Para Moms yang sedang hamil memang perlu benar-benar menjaga kesehatannya. Dikarenakan ada banyak sekali penyakit yang bisa menyerang kesehatan dari ibu dan sang bayi. Salah satunya adalah anemia saat hamil yang sudah terdengar cukup sering. Hal ini mungkin terdengar biasa. Namun sebenarnya, anemia yang dialami oleh ibu-ibu hamil tidak boleh disepelekan begitu saja. Disebabkan ada beberapa dampak yang terbilang cukup membahayakan kondisi ibu dan anak.
Jenis anemia saat hamil
Mungkin banyak yang mengetahui jika anemia hanya terjadi karena kurang darah. Padahal ada beberapa jenis anemia yang masing-masing mempunyai faktor penyebab.
- Defisiensi zat besi
Anemia yang paling sering terjadi pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi. Hal ini dapat terjadi lantaran Moms kurang mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti protein hewani. Oleh karena itu, para Moms dianjurkan mengonsumsi makanan serta suplemen dengan kandungan zat besi.
- Defisiensi vitamin B12
Anemia jenis ini dialami oleh ibu hamil karena kekurangan vitamin B12. Selain itu, adanya penyakit crohn dan celiac yang membuat sistem pencernaan kurang bisa menyerap vitamin B12. Kemudian, anemia ini juga dapat terjadi ketika ibu hamil mengonsumsi alkohol.
- Defisiensi folat
Kekurangan asam folat atau vitamin B9 adalah penyebab dari anemia defisiensi folat. Namun, selain itu, defisiensi ini dapat terjadi karena sistem pencernaan tidak dapat menyerap folat dengan baik.
Gejala anemia pada ibu hamil
Gejala anemia yang terlihat biasanya seperti keluhan ibu hamil pada umumnya, seperti lemas atau terkadang merasa mual. Akan tetapi, jika anemia semakin parah bisa menimbulkan gejala sebagai berikut.
- Tampak pucat
- Sesak nafas
- Denyut jantung yang tidak beraturan
- Sakit kepala yang sering diiringi dengan nyeri dada
Ada pula beberapa gejala tambahan, seperti
- Kerontokan rambut
- Telinga berdenging
- Merasa gatal di beberapa bagian tubuh
- Sariawan pada bagian pinggir mulut
- Perubahan di indera perasa
Cara mengatasi anemia saat hamil
Ada beberapa tips untuk mengatasi anemia pada ibu-ibu yang sedang hamil. Caranya bisa dilihat di bawah ini.
- Mengonsumsi asupan yang mengandung zat besi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kekurangan zat besi adalah anemia yang paling sering terjadi. Maka dari itu, asupan dengan kandungan zat besi perlu ditambah. Contoh bahan makanannya adalah seperti telur, tahu, kacang-kacangan, biji-bijian, sayur berwarna hijau gelap, daging merah, ayam, dan ikan.
- Mengonsumsi makanan tinggi folat
Para Moms juga bisa mengonsumsi makanan dengan kadar asam folat tinggi. Misalnya seperti jeruk, gandum, kuning telur, pepaya, pisang, dan alpukat.
- Mengonsumsi suplemen zat besi
Untuk tambahan zat besi pada tubuh, Moms bisa mengonsumsi suplemen yang mengandung zat besi. Pada umumnya suplemen yang diberikan bernama Ferrous Sulphate. Namun, suplemen ini bisa memberikan dampak pada tubuh seperti sakit perut, mual, konstipasi, dan nyeri pada ulu hati. Maka dari itu, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dulu kepada dokter.
Ulasan di atas cukup membuktikan bahwa anemia saat hamil tidak boleh diremehkan. Sebab setiap orang mempunyai kondisi tubuh masing-masing yang tidak dapat disamakan. Ada yang hanya mengalami anemia ringan, tapi ada juga yang mengalami gejala parah hingga berdampak buruk. Oleh karenanya, tetaplah menjaga kesehatan dan konsisten dalam mengonsumsi makanan serta minuman dengan nutrisi tertentu. Untuk menghindari anemia, Moms bisa meminta pada dokter agar diperiksa secara keseluruhan tentang kadar zat besi di dalam tubuh.