Memilih alat kontrasepsi saat memutuskan untuk memberikan jarak kehamilan atau menunda kehamilan setelah menikah tentu menjadi pertimbangan yang cukup sulit. Pasalnya, setiap alat kontrasepsi memiliki efek samping tertentu dan memiliki persentase keberhasilan yang berbeda-beda.
Salah satu alat kontrasepsi yang banyak dianjurkan adalah kondom. Kondom merupakan alat kontrasepsi dan juga alat pencegah penularan penyakit menular seksual (PMS). Pada dasarnya penggunaan kondom tidak akan berpengaruh kepada hormon selama penggunaannya sehingga banyak pasangan yang lebih nyaman menggunakannya. Namun apakah kondom 100% berhasil sebagai alat kontrasepsi? Yuk simak faktanya di sini, Moms!
Apakah kondom 100% berhasil sebagai alat kontrasepsi?
Menurut Planned Parenthood, jika digunakan dengan cara yang benar saat berhubungan seks, efektivitas kondom dalam dalam mencegah kehamilan dan penularan PMS sebesar 98 persen. Tapi, kebanyakan orang menggunakan kondom dengan cara yang tidak sempurna. Sehingga, rata-rata efektivitas kondom dalam mencegah kehamilan dan penularan PMS sebesar 85 persen. Jadi masih ada 15% kemungkinan Moms tetap dapat hamil jika Ayah tidak mengenakan kondom secara benar saat berhubungan atau menggunakan kondom yang kualitasnya sudah berkurang akibat penyimpanan yang kurang baik atau kebocoran saat penggunaan.
Faktor penentu keberhasilan kondom sebagai alat kontrasepsi
Ada beberapa hal yang menyebabkan kondom gagal sebagai alat kontrasepsi dan Moms tetap dapat hamil ketika menggunakannya. Pentingnya untuk mempertimbangkan beberapa hal ini sebelum memilih kondom agar dapat menjadi alat kontrasepsi yang terbaik bagi Moms dan Ayah.
- Ukuran
Seringkali kasus ketidakberhasilan kondom sebagai alat kontrasepsi adalah karena penggunaan ukuran yang kurang pas seperti terlalu besar sehingga dapat menyebabkan sperma keluar dari kondom dan membuahi sel telur. Untuk kondom eksternal bagi pria, pilihlah ukuran yang pas dan tidak longgar ketika digunakan. Ayah bisa mencobanya terlebih dahulu dengan membeli semua ukuran dan pilih ukuran apa yang paling pas digunakan.
Untuk kondom internal bagi perempuan biasanya hanya tersedia dalam satu ukuran, maka sebaiknya Moms pastikan kondom tersebut terpasang aman di saluran vagina agar tidak terjadi kebocoran.
- Penyimpanan
Seringkali Ayah menyimpan kondom di dompet karena lebih praktis, namun ternyata suhu tubuh dan gesekan dapat merusak kondom.Simpanlah kondom di tempat yang sejuk, seperti laci atau lemari.Ayah juga bisa menyimpan kondom di tas perlengkapan mandi, saku tas samping, atau dompet kosong yang yang tidak mudah tergesek dan terkena panas berlebih.
- Kadaluarsa
Penting dalam membeli kondom adalah melihat terlebih dahulu tanggal kadaluarsanya. Hal ini disebabkan karena jika sudah melewati kadaluarsa kondom tetap bisa digunakan namun akan lebih mudah bolong dan sobek saat menggunakannya. Amati juga kemasan yang akan dibeli apakah ada lubang atau tidak karena lubang sekecil apapun bisa memperbesar kemungkinan kebocoran sperma saat berhubungan intim.
- Penggunaan
Penggunaan kondom eksternal pria adalah saat penis sudah ereksi. Pastikan kondom menutup seluruh permukaan penis, dari kepala hingga pangkal, dan tidak boleh ada gelembung udara. Lekukan di ujung kondom tidak boleh terisi udara, sebab ruang itu diperlukan untuk air mani.
Sementara kondom internal dapat dimasukkan ke dalam saluran vagina hingga delapan jam sebelum aktivitas seksual. Cincin luar harus menggantung sekitar satu inci di luar lubang vagina. Jika menggunakan kondom internal, penis bisa berada di dalam atau di dekat vagina sebelum benar-benar ereksi.
- Cara melepas
Cara melepas kondom juga menentukan keberhasilannya. Sebaiknya lepas kondom setelah ejakulasi. Jika ingin melanjutkan hubungan intim , gunakanlah kondom baru setelah membersihkan penis menggunakan air bersih. Sebaiknya berhati–hati ketika melepasnya dan jaga agar tidak menumpahkan air mani. Ikat ujung kondom yang terbuka untuk mencegahnya tumpah, baru kemudian dibuang.