Bagaimana Cara Menangani Anak Hiperaktif?

Memasuki usia anak 1 tahun, Moms bisa melihat kebiasaan beraktivitas Si Kecil dan potensi Si Kecil mengalami gejala attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Tentunya Moms tidak bisa segera menentukan sendiri jika Si Kecil mengalami ADHD karena melihatnya berinteraksi dengan lingkungan terlalu aktif karena yang bisa memastikan gangguan interaksi pada anak hanyalah dokter dan profesional di bidang psikologi anak.

Moms bisa mulai waspada ketika Si Kecil terlihat terlalu aktif hingga membuatnya kelelahan dan sulit beristirahat. Saat gejala ini terjadi, Moms bisa segera berkonsultasi pada dokter atau psikolog untuk menanyakan kondisi Si Kecil. 

Saat Si Kecil terdeteksi mengalami ADHD, Moms tentu membutuhkan kesabaran dan tenaga ekstra untuk mendampingi dan memahami perilaku Si Kecil. Bagaimana cara menangani anak hiperaktif? Yuk simak informasi lengkap Momong berikut ini untuk membantu Moms mempersiapkan segala sesuatunya.

Pengkategorian anak hiperaktif atau ADHDPerilaku anak hiperaktif atau anak dengan ADHD dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu kurang memperhatikan (inatensi) dan tidak bisa diam atau hiperaktif-impulsif.

Anak hiperaktif dengan kategori inatensi memiliki gejala sebagai berikut:

  • Mudah teralihkan dan memiliki perhatian yang pendekSeringkali ceroboh dalam mengerjakan sesuatuMudah lupa atau kehilangan sesuatuSelalu tidak tepat dalam menjalankan sebuah instruksiSulit mengikuti aktivitas yang menghabiskan terlalu banyak waktuKesulitan dalam mengatur tugas

  • Sementara itu, anak hiperaktif dengan kategori hiperaktif-impulsif memiliki gejala berikut ini:
  • Tidak bisa duduk diam, terutama dalam lingkungan yang tenangSelalu merasa gelisahSulit berkonsentrasi saat mengerjakan tugasSuka menggerakkan tubuhnya secara berlebihanSering atau banyak berbicaraTidak bisa menunggu giliranSering bertindak tanpa berpikirTidak memiliki rasa takut

  • Seorang anak bisa menjadi dominan pada salah satu kategori ataupun memiliki keduanya. Beberapa gejala tersebut bisa membuat masalah dan perbedaan yang signifikan terhadap kehidupan dan interaksi anak pada orang lain sehingga Moms perlu lebih memperhatikan saat Si Kecil mulai berinteraksi dengan lingkungannya.

    Cara mendampingi anak ADHDADHD tidak dapat disembuhkan namun kondisi ini dapat ditekan dengan mengelola kondisi ini dengan baik melalui dukungan dan pendidikan yang tepat untuk orang tua dan anak. Jika ADHD anak bersifat destruktif atau berpotensi mencelakai diri sendiri dan orang sekitar, biasanya dokter akan memberikan obat untuk mengontrolnya dan menyarankan untuk rutin menjalankan terapi. Selain itu, Moms juga bisa melakukan beberapa hal berikut:

    1. Membentuk kehidupan Si Kecil yang terorganisir dan terstrukturMoms dapat membantu Si Kecil untuk mengatur kehidupannya agar lebih mudah menjalankan rutinitasnya setiap hari. Cobalah untuk memberikan instruksi yang terstruktur, singkat, dan spesifik. Contohnya,”Nak, tolong bantu Ibu menaruh mainan di kotak mainan dan mengembalikan buku ke rak.”, lalu berikan anak pujian jika ia melakukannya dengan benar.

    2. Mengatur waktu tidurnya di jam yang samaADHD bisa membuat Si Kecil sulit untuk beristirahat. Oleh karena itu, dengan mengatur waktu tidur dan bangun tidurnya setiap hari di jam yang sama bisa membuatnya lebih mudah untuk menentukan kapan harus beristirahat. Hindari memberikannya TV atau gawai yang dapat mengganggu waktu tidurnya.

    3. Menetapkan kedisplinan dalam lingkungan Si KecilMoms bisa menetapkan segala hal dengan lebih rapi dan tertata dalam kehidupan Si Kecil dengan penuh kasih sayang. Hal ini bisa Moms lakukan dengan cara menghargai perilaku baik yang anak lakukan dan mencegah perilaku negatif yang berada di luar kendali.

    Saa Si Kecil membantu Moms, sisipkan juga penjelasan yang ia lakukan sehingga Moms berterima kasih sehingga Si Kecil mengerti apa saja tindakan yang termasuk baik dan tidak. Tindakan baik akan membuat orang lain tersenyum atau berterima kasih sedangkan tindakan tidak baik akan membuat orang lain marah ataupun sedih.

    4. Menghabiskan waktu lebih lama bersama Si KecilMom dan Ayah sebaiknya meluangkan waktu lebih lama dengan Si Kecil setiap harinya untuk mengobrol dan bermain bersama Si Kecil. Selalu berikan Si Kecil perhatian penuh dan pujian ketika ia melakukan berbagai perilaku positif.Selain itu Moms juga dapat menghabiskan waktu bersama Si Kecil dengan melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan keliling komplek atau berolahraga. Namun, pastikan ia tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat saat dekat dengan waktu tidurnya.

    5. Membentuk hubungan yang sehat dalam lingkungan terdekatHubungan antara semua anggota keluarga berperan besar dalam mengelola atau mengubah perilaku anak hiperaktif. Hubungan orang tua dan anak juga bisa menjadi panutan Si Kecil untuk bisa berinteraksi dengan baik.  Hindari pertengkaran pada lingkungan sekitar dan bangun komunikasi positif pada Si Kecil untuk membuatnya nyaman dan membantunya belajar beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

    Cara mengatasi kesulitan berkonsentrasi pada anak ADHDKondisi anak dengan ADH akan merasakan kesulitan dalam berkonsentrasi dan beradaptasi dengan lingkungan. Jika dibiarkan lebih lama tanpa penanganan yang tepat, hal ini dapat menurunkan rasa percaya dirinya dan menimbulkan rasa acuh tak acuh pada lingkungan sekitar. 

    Untuk membantu mengatasi hal ini, ada beberapa hal yang dapat moms lakukan yaitu:

  • Memberikan informasi mengenai perilaku Si Kecil pada orang terdekat yang sering berinteraksi dengan Si kecil untuk membantunya agar dapat berinteraksi dengan orang lain. Usahakan untuk selalu berdiskusi dengan orang dan lingkungan terdekat untuk menjelaskan kondisi Si kecil agar terhindar dari diskriminasi.Selalu dampingi Si Kecil dalam mengerjakan aktivitasnya Cobalah untuk selalu mendukung Si Kecil mengembangkan kelebihan dan kepercayaan dirinya. Moms dapat mencoba memberikan fasilitas untuk mendukung bakatnya.Pilihlah sekolah yang mendukung Si Kecil berkebutuhan khusus untuk membantu anak hiperaktif mengatasi kesulitan belajar. Moms juga bisa memutuskan untuk sekolah di rumah atau homeschooling agar tetap dapat membentuk lingkungan yang suportif pada perkembangan Si Kecil.

  • Semoga informasi Momong di atas dapat membantu Moms dan Ayah untuk menangani Si Keci yang memiliki kondisi hiperaktif dengan lebih baik. Selain itu, tetaplah ingat bahwa Si Kecil butuh perhatian Moms dan Ayah berapapun usia dan bagaimanapun kondisinya, sehingga Moms dan Ayah perlu lebih sering berkomunikasi dan berinteraksi pada Si Kecil untuk menjalin kedekatan yang erat dan membentuk kehidupan yang lebih baik. 

    Must Read

    Related Articles

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here