Bahaya Antibiotik Tanpa Resep Dokter Bagi Balita

Antibiotik adalah obat yang sering digunakan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri di luar maupun di dalam tubuh. Untuk infeksi ringan, biasanya dokter tidak meresepkan antibiotik dan hanya meresepkan vitamin serta menganjurkan untuk istirahat. Untuk kasus menengah atau cukup berat, dokter baru akan meresepkan antibiotik untuk mengurangi infeksi bakteri. Selain itu jika Moms, Ayah atau Si Kecil memiliki imun rendah atau mengidap kanker dan HIV, antibiotik sering diberikan dokter jika pasien mengalami infeksi bakteri.

Antibiotik harus digunakan dengan resep dokter karena perlu adanya pemeriksaan lebih lanjut mengenai jenis bakteri, bagian tubuh mana yang diserang, keadaan tubuh Moms, Ayah atau Si Kecil dan masih banyak lagi. Sehingga setelah adanya pemeriksaan, antibiotik yang diresepkan bisa segera menangani infeksi bakteri tersebut. Maka sebaiknya, Moms atau Ayah tidak mengonsumsi antibiotik tanpa resep dokter terlebih lagi jika antibiotik tersebut diberikan pada Si Kecil.

Dampak Konsumsi Antibiotik Tanpa Resep Dokter

Moms dan Ayah perlu mengetahui bahwa antibiotik juga memiliki efek samping jika dikonsumsi. Efek samping yang ringan seperti diare, mual, muntah, sakit kepala, sakit perut dan infeksi jamur.  Terutama untuk Si Kecil yang memiliki imun tubuh belum terlalu kuat, penggunaan antibiotik yang tidak berdasarkan resep dokter akan menimbulkan banyak efek samping lain yang dapat berbahaya bagi kesehatannya. Beberapa contoh efek samping yang terjadi yaitu:

  1. Membunuh bakteri baik

Studi yang diterbitkan Science Translational Medicine, menunjukkan bahwa antibiotik membunuh semua bakteri. Tidak terkecuali bakteri baik bagi tubuh.

Jika penggunakan antibiotik terbatas sesuai resep dokter, Si Kecil memiliki waktu untuk memulihkan jumlah bakteri baik dalam tubuh namun memakan waktu hingga berbulan-bulan. Oleh karena itu, sangat tidak disarankan memberikan antibiotik pada bayi atau balita dalam waktu berdekatan. Jika Si Kecil tidak lama sembuh dari penyakitnya dan diresepkan antibiotik sebelumnya, Moms harus mengonsultasikannya pada dokter anak bahwa belum lama Si Kecil mengonsumsi antibiotik agar diberikan jalan keluar terbaik setelahnya.

  1. Risiko obesitas

Dalam sebuah artikel di Harvard Medical School disebutkan bahwa antibiotik dapat meningkatkan risiko obesitas ketika mereka diberikan di awal kehidupan. Antibiotik baik jika yang dibunuh adalah penyebab infeksi, namun antibiotik juga membunuh bakteri penting dalam tubuh. Bakteri baik memiliki peran untuk mencerna makanan, pertumbuhan dan sistem kekebalan tubuh. Dalam beberapa studi yang meneliti tentang penggunaan antibiotik pada anak menemukan bahwa anak-anak yang mendapat antibiotik memiliki kemungkinan obesitas 26 persen lebih tinggi.

3. Memicu Alergi

Pemicu alergi pada anak juga bisa disebabkan karena penggunaan antibiotik karena berpengaruh terhadap imunitas tubuh Si Kecil. Beberapa infeksi jika memerlukan pengobatan jangka lama dan digunakan antibiotik, maka dalam hal ini Moms dan Ayah harus lebih kritis bertanya pada dokter apakah Si Kecil perlu dosis antibiotik lebih tinggi tersebut atau amankah jika antibiotik tersebut diberi dalam jangka waktu lebih dari 1 minggu?

4. Terjadi Resistensi Antibiotik

 Si kecil dapat menjadi kebal terhadap antibiotik jika mengonsumsi antibiotik dalam dosis yang tidak sesuai dengan resep dokter. Hal ini kelak akan berpengaruh buruh jika Si Kecil terserang bakteri, seluruh antibiotik tidak akan ampuh untuk menyembuhkannya sehingga memerlukan proses dan waktu yang lebih lama jika Si Kecil terkena penyakit.

Nah, dari informasi di atas maka Moms dan Ayah harus lebih waspada dalam penggunaan antibiotik pada Si Kecil ya. Moms dan Ayah harus bisa lebih kritis kepada dokter yang memberikan resep tersebut juga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan setelahnya.

Must Read

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here