Busui Wajib Tahu! Begini Tips Aman Atasi Alergi Makanan Pada Bayi ASI

Salah satu asupan makanan utama bagi bayi berumur 0 sampai 2 tahun adalah Air Susu Ibu (ASI). Umumnya ibu akan memberikan ASI ekslusif kepada anaknya sampai umur 2 tahun, tentunya ini bukan tanpa alasan. ASI dipercaya memiliki berbagai manfaat bagi pertumbuhan bayi. Pasalnya, ASI mengandung berbagai nutrisi lengkap yang mempengaruhi kesehatan, pertumbuhan, kekebalan, serta perkembangan sang buah hati.

Akan tetapi, pada beberapa kasus, bayi justru menunjukkan reaksi, seperti alergi, usai mengkonsumsi ASI. Tentunya sebagian besar para ibu akan berpikir bahwa hal tersebut terjadi karena makanan dan minuman yang ibu konsumsi. Alergi makanan pada bayi ASI memang bisa disebabkan dari apa yang ibu makan selama menyusui.

Tak dapat dipungkiri bahwa protein merupakan salah satu kandungan penting yang dapat meningkatkan pasokan ASI. Oleh karena itu, saat menyusui kebutuhan protein harian para ibu akan meningkat secara signifikan. Meski jarang terjadi, sejumlah makanan dan minuman dengan protein nabati atau hewani yang terkandung dalam ASI ternyata dapat menimbulkan reaksi alergi ke bayi, lho. 

Biasanya sejumlah gejala akan muncul saat bayi menunjukkan respons alergi, seperti sakit perut, tidak berhenti menangis, pola tidur memburuk, ruam popok akut, muntah, diare kronis, eksim, gatal-gatal, pucat yang ekstrim, dan radang usus besar. Bahkan, bayi yang belum pernah diberikan susu formula dan belum pernah makan selain ASI dapat menunjukkan tanda-tanda alergi makanan termasuk diare, tinja berdarah, muntah, kolik, eksim, sembelit, dan pertumbuhan yang buruk. Nah, jika sudah begini kebanyakan ibu pasti jadi kebingungan apakah harus terus menyusui atau tidak? Yang Moms perlu tahu, jawaban dari kasus ini adalah iya.

Sebenarnya protein dari makanan yang Anda konsumsi dapat muncul dalam ASI selama kurun waktu 3-6 jam setelah memakannya. Namun, jika Anda menghilangkan makanan tersebut dari asupan harian, protein pun akan hilang dari ASI dalam 1-2 minggu dan gejala bayi perlahan-lahan akan membaik. Tidak ada rekomendasi khusus untuk menghindari makanan apa pun saat Anda dalam fase menyusui untuk mencegah bayi alergi. Akan tetapi, apabila bayi yang disusui menunjukkan gejala alergi, maka sebaiknya Anda membatasi diri Anda untuk mengkonsumsi makanan tersebut, atau bahkan berhenti mengkonsumsinya selama masa menyusui. 

Untuk menghindari hal tersebut, Anda harus lebih selektif dalam memilih asupan makanan harian selama menyusui. Pasalnya, apa yang menurut Anda enak, belum tentu cocok untuk bayi Anda. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menemukan makanan apa yang menjadi alergen terhadap bayi, tentunya ini menjadi tantangan tersendiri. Beberapa alergen makanan yang paling sering dijumpai diantaranya adalah susu sapi, telur, kedelai, dan jagung. 

Mungkin sebagian besar dari Anda akan melakukan tes alergi sedini mungkin untuk mengetahui alergen pada bayi anda. Namun, tes alergi pada bayi di usia dini seringkali tidak dapat diandalkan. Salah satu cara untuk menentukan makanan mana yang menjadi masalah bagi bayi adalah dengan membuat catatan makanan yang Anda konsumsi dan melihat reaksi anak. Moms juga dapat melihat pola perkembangan dari gejala yang memburuk setiap kali Moms mengonsumsi makanan tertentu. Jadi jangan khawatir jika tiba-tiba timbul reaksi alergi pada anak Anda, itu bisa menjadi salah satu cara untuk mengetahui alergi makanan pada bayi Anda.

Must Read

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here