Cara yang Tepat Bilang “Tidak” Pada Anak

Anak punya segudang imajinasi dan pemikirannya sendiri yang kadang sulit dipahami oleh orang tua. Ketika Moms menghadapi tingkah laku si kecil yang kadang bikin geleng-geleng kepala, jangan langsung mengucapkan “tidak” atau “jangan” pada anak ya. Karena ternyata, bilang tidak pada anak juga butuh trik tersendiri. 

Psikolog Klinis Ratih Ibrahim menyatakan, di usia anak-anak khususnya saat fase batita 1-3 tahun dan prasekolah usia 3-6 tahun, akan sedang mengalami perkembangan psikososial yang cukup pesat, sehingga akan sering melakukan eksplorasi. Rasa ingin tahu anak-anak sangat tinggi, ini sebabnya langsung bilang “tidak” pada anak sangat tidak dianjurkan, karena dapat membuatnya down dan tumbuh jadi anak yang ragu-ragu atau pemalu. 

Orang tua dianjurkan untuk memberikan ruang bagi anak untuk eksplorasi rasa ingin tahunya, mencoba hal-hal baru, dan tidak berkata “jangan” kepadanya. Sebaiknya, kata “tidak” atau “jangan” hanya digunakan ketika anak dalam kondisi yang membahayakan sehingga perlu menggunakan perintah larangan. Misalnya, ketika si kecil bermain di sekitar kompor atau kabel listrik. Pengucapan “jangan” dan “tidak” pun harus disertai dengan sentuhan fisik, seperti memegang tangannya dan menegaskan bahwa itu berbahaya. 

Bilang tidak pada anak memang susah-susah gampang, berikut cara yang tepat bilang tidak pada anak yang bisa Moms coba. 

Tidak Terlalu Banyak Menuntut

Terlalu sering bilang tidak pada anak bisa membuat sosok orang tua di mata si kecil menjadi otoriter dan menakutkan. Hal ini tentu tidak baik bagi tumbuh kembang anak ya, Moms. Orang tua sangat dianjurkan untuk tidak banyak menuntut, khususnya di fase anak balita dan usia prasekolah. Terlalu banyak menuntut dan melarang atau berkata tidak pada anak, dapat membuatnya merasa ketakutan yang berlebihan dan menghambatnya untuk berkembang. 

Mengganti Kalimat Larangan dengan Ajakan 

Salah satu cara lain yang cukup ampuh sebagai pengganti bilang tidak pada anak yaitu mengganti kalimat larangan dengan kalimat ajakan. Misalnya, Moms kesal karena anak bikin berantakan mainan di kamarnya. Alih-alih melarangnya bermain atau bilang tidak pada anak, Moms bisa mengucapkan kalimat, “Adik, yuk rapikan dulu mainannya, habis itu baru boleh makan,”. Anak akan dapat lebih menerima kalimat ajakan dibanding kalimat larangan. 

Bilang Tidak Pada Anak Disertai Penjelasan 

Sekadar bilang tidak pada anak bisa jadi membuatnya semakin kesal dan tidak mau menuruti apa yang Moms katakan. Karenanya, jika terpaksa bilang tidak pada anak, Moms bisa jelaskan kenapa larangan tersebut diucapkan. Contohnya jika anak melakukan hal yang akan membahayakan dirinya, maka jelaskan konsekuensi dan akibat dari apa yang dilakukan anak tersebut. 

Menggeleng Sebagai Alternatif Bilang Tidak

Terkadang, menggunakan bahasa tubuh dapat dipahami oleh anak. Daripada bilang tidak pada anak, Moms bisa mencoba gesture tubuh seperti menggelengkan kepala perlahan atau menggerakkan tangan yang mengisyaratkan bahwa anak tidak boleh melakukan sesuatu. 

Tanpa bilang “tidak” pada anak secara langsung, ada beberapa cara yang bisa Moms coba untuk mengkomunikasikan segala sesuatunya bersama si kecil. Cara yang tepat dapat membantu mendidik anak dengan baik. Selamat mencoba ya Moms!

Must Read

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here