Beberapa saat lalu terdengar kabar bahwa ada anak yang meninggal karena paparan asap rokok. Keadaan tersebut dipaparkan ibunya bahwa saat acara anaknya aqiqah banyak tamu yang datang namun rumah penuh dengan asap rokok karena tamu datang dan merokok di dalam rumah. Dua hari setelahnya, anaknya mengalami sesak napas dan diduga mengalami pneumonia dan meninggal dunia.
Hal ini tentunya merupakan berita yang menyayat hati karena ternyata asap rokok maupun residu rokok dapat sangat berbahaya khususnya bagi anak kecil atau bayi yang baru lahir. Perokok pasif mulai dari ibu hamil pun merasakan dampak yang buruk bagi kesehatannya dan janin yang dikandungnya.
Orang tua banyak yang tidak mengerti bahkan tidak acuh terhadap bahaya paparan asap maupun residu rokok bagi anak. Padahal residu serta asap rokok sangatlah berbahaya bagi kesehatan anak, terlebih jika anak baru dilahirkan yang perkembangan paru-parunya belum sempurna menyaring udara sekitar. Beberapa masalah kesehatan dapat dialami anak akibat paparan asap arau abu rokok seperti iritasi mata, alergi, asma, bronkitis, meningitis bahkan sindrom bayi meninggal secara mendadak. Bagaimana cara menghindari risiko ini? Simak artikel ini yuk, Moms.
Menghindari anak dari asap rokok
Rokok memiliki senyawa yang bisa menjadi racun bagi anak, khususnya ketika asap rokok selalu memenuhi rumah dan terhirup langsung oleh anak atau keluarga lain. Zat seperti nikotin, karbon monoksida dan zat karsinogen yang memicu sel kanker ikut terhirup dan menempel pada dinding dalam jangka waktu yang lama. Asap rokok tidak hanya ada di ruangan tempat merokok tapi bisa menempel pada ruangan lain yang merupakan ruang istirahat anak.
Jika Ayah atau Moms merokok, jauhkan Anak dari lokasi Moms dan Ayah merokok, merokoklah di ruang terbuka dan jauh dari jangkuan anak. Selain itu, Moms dan Ayah harus mengganti baju dan mencuci tangan, kaki serta wajah juga menggosok gigi saat hendak menggendong atau berinteraksi dengan anak untuk menghindari menempelnya residu rokok pada tangan dan baju yang dapat terhirup oleh anak. Pastikan tempat Ayah atau Moms merokok tidak terjangkau oleh anak dan bukan di depan rumah yang merupakan jalur ventilasi pergantian angin ke dalam rumah.
Jika ada orang lain yang merupakan perokok ingin berinteraksi atau menggendong Si Kecil, Moms atau Ayah harus lebih tegas untuk meminta orang tersebut mencuci tangan, wajah dan gosok gigi serta mengganti bajunya terlebih dahulu sebelum berinteraksi dengan anak untuk melindunginya dari paparan sisa asap atau residu rokok yang menempel pada orang tersebut. Jika orang tersebut tidak bisa melakukannya, Moms dan Ayah dapat menolek dengan halus untuk tidak berinteraksi dengan Si Kecil jika belum membersihkan tubuh.
Untuk menjaga udara rumah tetap bersih dan mengurangi risiko paparan sisa asap rokok, Moms dapat menggunakan penjernih udara untuk menyaring kotoran yang terdapat pada udara dalam rumah. Jika Si Kecil mengalami gejala akibat terpapar asap rokok seperti batuk terus-menerus, demam, sesak napas, mata iritasi atau kulit gatal dalam waktu lama, sebaiknya Moms segera memeriksakan kondisi Si Kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Semoga informasi ini dapat mengurangi dampak asap rokok terhadap anak ya, Moms.