Saat si kecil menjelang usia enam bulan, Moms pasti tidak sabar ingin segera memperkenalkan berbagai menu ini itu pada si kecil. Moms jadi rajin cari resep di internet, dari buku atau tanya teman-teman yang memiliki anak seumuran. Selain itu, Moms juga jadi rajin belanja online peralatan makan yang lucu-lucu dan fungsional. Pokoknya, Moms ingin memberikan pengalaman makan yang terbaik untuk si kecil.
Padahal selain mempersiapkan menu makanan yang kaya akan nutrisi, Moms juga mesti mencari tahu cara-cara yang tepat dalam memberikan makanan pada si kecil. Apalagi kendala seperti GTM (Gerakan Tutup Mulut) bisa saja terjadi. Nah, yang belakangan sering dipakai oleh para Moms adalah metode responsive feeding. Apakah itu?
Pengertian Responsive Feeding
Responsive feeding adalah metode pemberian makanan pada bayi yang dianjurkan oleh WHO. Sesuai dengan namanya, responsive feeding artinya memberi MPASI pada si kecil dengan menimbang 5W1H, yakni what, when, where, why, who dan how. Dengan menggunakan metode ini, bayi akan makan sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya sendiri. Metode ini juga diyakini bisa mencegah overfeeding atau memberi makanan yang terlalu berlebihan.
Pada responsive feeding, Moms perlu mengenali isyarat lapar dan kenyang yang diberikan oleh si kecil. Selain itu, Moms juga mesti mengetahui apa tanda yang muncul ketika si kecil mulai overfeeding. Jadi, pada intinya metode ini mengajarkan si kecil untuk makan saat lapar dan tidak memberikan paksaan.
Cara Menerapkan Responsive Feeding
Menyuapi secara langsung
Pada momen awal perkenalan MPASI tentu saja si kecil belum familiar dengan makanan, kebiasaan serta alat-alat yang digunakan. Moms dianjurkan untuk menyuapi si kecil secara langsung dengan tekstur yang sesuai dengan tahapan kesiapan bayi. Jangan lupa untuk memilih alat makan yang memiliki bahan food grade baik plastik atau silikon ya, Moms.
Jangan memaksa tapi tunggu
Jika belum terlihat tanda-tanda si kecil ingin makan pada jam makan sekarang, tunggu sampai jam makan berikutnya. Moms juga dianjurkan untuk tidak memberikan camilan atau susu sebagai pengganti makan. Memaksa si kecil untuk makan justru bisa membuatnya trauma dan enggan makan.
Dampingi ketika makan sendiri
Ada kalanya Moms mesti mulai mengajari si kecil untuk makan sendiri. Tak perlu dilarang, Moms hanya perlu mendampinginya saja. Namun karena masih belajar, tentu saja ia mungkin membuat makanan jadi berceceran atau meninggalkan noda di seluruh tubuh dan pakaiannya. Oleh karena itu, Moms bisa memberi alas di tempat makan serta alat pendukung seperti bib.
Sabar jika si kecil menolak
Si kecil menolak makanan yang diberikan padahal Moms sudah susah payah menyiapkannya? Tentu Moms jadi ingin naik darah ya? Sabar adalah kuncinya, Moms. Cek beberapa hal terlebih dahulu seperti apakah sebelum ini si kecil baru diberikan camilan atau susu? Apakah gigi si kecil sedang tumbuh atau sakit? Bagaimana dengan popoknya? Hal-hal tersebut kadang luput dari pandangan dan pikiran Moms.
Beri alternatif yang sesuai
Yang dimaksud alternatif disini bisa mulai dari menu, rasa, tekstur sampai peralatan makan. Ya meski masih bayi, si kecil juga bisa bosan loh. Moms mungkin harus sedikit putar otak dan mencari tahu apa yang diinginkan si kecil. Tak apa jika Moms ingin sedikit kreatif dengan mengubah menu, menambah rasa asal sesuai dengan batasan serta tekstur demi si kecil makan dengan bahagia.
Hindari distraksi
Sangat dianjurkan untuk membiasakan si kecil makan sambil duduk dan tanpa distraksi apapun. Hal ini bisa melatih kedisiplinan sejak kecil loh. Jadi, sebisa mungkin Moms jauhkan mainan atau gadget yang bisa mendistraksi si kecil dari aktivitas makan. Dengan begini, si kecil akan lebih fokus pada makanan yang telah Moms persiapkan.
Itu dia beberapa hal tentang responsive feeding yang Moms perlu ketahui. Jangan lupa, berikan pengalaman makan yang sebaik mungkin untuk si kecil ya, Moms.