Gangguan Kesehatan Reproduksi Pria yang Mempengaruhi Program Kehamilan

Seringkali saat melakukan program kehamilan, kondisi sistem reproduksi wanita yang dipermasalahkan ketika tidak kunjung berhasil memasuki masa kehamilan. Padahal kenyataannya, banyak kasus justru disebakan karena adanya gangguan kesehatan pada organ reproduksi pria. Hal ini juga dapat menghambat Moms dan Ayah memiliki keturunan.

Masalah ketidaksuburan atau infertilitas tentu bisa dialami oleh pria maupun wanita. Jika dialami wanita biasanya ada gejala tertentu yang dirasakan oleh wanita seperti sakit saat haid, haid yang tidak teratur, muncul lendir erbau pada kelamin dan beberapa gejala lain. Infertilitas pada pria terkadang sulit dideteksi karena tidak memiliki gejala, maka dari itu harus dilakukan pemeriksaan tes kesuburan oleh dokter.

Penyebab gangguan kesehatan reproduksi pria

Gangguan kesehatan reproduksi penyebab infertilitas pria terjadi saat  pria tidak bisa menghasilkan sperma dalam jumlah yang cukup, sperma berkualitas baik, atau tidak bisa menghasilkan sperma sama sekali (azoospermia).

Beberapa penyebab terjadinya hal tersebut adalah karena hal berikut:

1. Gangguan tiroid

Hormon tiroid berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh dan kinerja organ reproduksi pria, termasuk produksi dan kualitas sperma. Jika hormon ini terlalu banyak atau terlalu sedikit tentu menyebabkan ketidaksuuran pada pria.

2. Hiperprolaktinemia

Hal ini disebabkan karena kadar hormon prolaktin meningkat di atas batas normal. Hal ini yangmerupakan penyebab sekitar 10-40% kasus infertilitas di Indonesia. Kadar prolaktin yang terlalu tinggi dapat memengaruhi produksi sperma, hasrat untuk berhubungan seksual atau libido, hingga impotensi.

3. Hipogonadotropik hipopituitarisme

Hipogonadotropik hipopituiratisme adalah kondisi rendahnya produksi hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH) di kelenjar pituitari. Hal ini menyebabkan menurunnya kualitas sperma sehingga sulit untuk membuahi sel telur saat bereproduksi.

4. Kelainan genetik

Beberapa penyakit akibat kelainan genetik yang dapat membuat seorang pria menjadi kurang subur atau mandul adalah hiperplasia adrenal kongenital, sindrom Klinefelter, dan sindrom Kallmann. Kelainan genetik ini isa membuat organ reproduksi pria tidak bisa bekerja dengan baik dan mengalami masalah dalam produksi sperma.

5. Panhipopituitarisme

Panhipopituitarisme adalah kondisi ketika kelenjar hipofisis atau pituitari di otak tidak dapat menghasilkan hormon dengan baik. Akibatnya, berbagai sistem organ di dalam tubuh dapat terganggu, termasuk organ reproduksi. Hal ini bisa menyebabkan ukuran testis mengecil, impotensi, pembesaran payudara, dan penurunan hasrat seksual.

6. Infeksi 

Penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kemandulan pada pria adalah radang testis, radang prostat atau prostatitis, infeksi saluran kemih, hingga penyakit menular seksual, seperti HIV, gonore, dan sifilis. Maka sebaiknya periksakan segera ke dokter jika mengalami gejala penyakit tersebut agar segera dapat ditangani.

7. Varikokel

Varikokel adalah kondisi melebarnya pembuluh darah dalam kantung zakar, sehingga menyebabkan kualitas dan kuantitas sperma terganggu. Hal ini yang menyebabkan sekitar 15–40 persen pria mengalami infertilitas.

8. Kelainan saluran sperma

Kelainan ini bisa disebabkan karena cacat bawaan lahir infeksi, cedera, peradangan atau  penyumbatan.

Hal ini  membuat sperma sulit atau tidak bisa dikeluarkan dari penis, sehingga tidak bisa membuahi sel telur. Akibatnya, pria yang mengalaminya akan mengalami gangguan kesuburan atau mandul. Jika Ayah mengalami kondisi ini, isa diusahakan program kehamilan melalui bayi tabung.

9. Torsio testis

Torsio testis adalah kondisi ketika testis atau buah zakar terpelintir, sehingga aliran darah pada organ ini terganggu. Kondisi ini menyebabkan nyeri pada testis secara tiba-tiba dan terkadang disertai pembengkakan skrotum atau kantung zakar.Jika terjadi harus segera ditangani karena kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada testis dan infertilitas pria.

10. Ejakulasi retrograde

Ejakulasi retrograde adalah kondisi ketika air mani tidak keluar melalui penis saat orgasme, tetapi justru masuk ke kandung kemih.Pemicunya yaitu komplikasi dari operasi prostat, kandung kemih, atau saluran kemih. Selain itu, kondisi juga bisa terjadi karena efek samping obat-obatan tertentu atau penyakit diabetes.

11. Masalah seksual

Beberapa masalah yang mungkin terjadi yaitu Iimpotensi, ejakulasi dini, dan inkompetensi ejakulasi. Impotensi atau disfungsi ereksi adalah kondisi di saat pria kesulitan untuk ereksi atau mempertahankan ereksi. Pria yang mengalami impotensi juga bisa mengalami penurunan libido atau hasrat seksual.

Ejakulasi dini menyebabkan masalah kesuburan ketika ejakulasi terjadi sebelum penis benar-benar berada di dalam vagina. Sementara itu, inkompetensi ejakulasi merupakan kondisi yang membuat pria tidak mampu melakukan ejakulasi selama berhubungan seksual, tetapi dapat melakukannya saat masturbasi.

12. Kanker atau tumor

Beberapa kondisi seperti tumor kelenjar pituitari di otak, kanker testis, dan tumor kelenjar adrenal, dapat mempengaruhi organ reproduksi pria dan menimbulkan infertilitas pada pria. Selain itu, efek samping kemoterapi pada penderita kanker dan terapi radiasi juga bisa menimbulkan kemandulan pada pria.

13. Efek samping obat

Beberapa contoh obat-obatan yang dapat menyebabkan efek samping berupa masalah kesuburan pada pria adalah kortikosteroid, terapi pengganti hormon, antipsikotik, dan obat-obatan terlarang, termasuk ganja dan kokain.

Karena cukup banyaknya permasalahan infertilitas pada pria, sebaiknya Ayah memeriksakan kondisi kesehatan organ reproduksi terlebih dahulu ketika memutuskan akan memulai program kehamilan. Hal ini bertujuan agar ketika terdeteksi satu masalah maka dokter dapat segera menangani dan menyembuhkannya sehingga Moms dan Ayah dapat memulai program kehamilan dengan lebih nyaman.

Must Read

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here