Memiliki anak tentunya merupakan kebahagiaan bagi sebagian besar Moms dan Ayah. Dalam setiap langkah perkembangannya, tentu akan ada beberapa masalah yang membuat Moms dan Ayah kebingungan untuk menyelesaikannya. Permasalahan itu bisa berupa faktor kesehatan, pola asuh dan lingkungan. Pada sisi kesehatan, tentunya permasalahan Si Kecil tidak jauh dengan gangguan pencernaan yang dapat dialami anak. Ternyata, banyak hal yang sebaiknya Moms dan Ayah perhatikan mengenai pencernaannya dan cara menanganinya.
Dalam artikel berikut, Momong akan mencoba membantu Moms dan Ayah untuk mempersiapkan diri ketika Si Kecil mengalami penyakit atau gangguan pencernaan yang dapat dialami anak. Yuk simak bersama informasinya, Moms.
Penyakit yang sering dialami Si Kecil adalah gangguan yang terjadi pada pencernaannya baik karena makanan atau[un bakteri yang masuk. Simak beberapa gangguan pencernaan berikut dan cara penanganannya yuk, Moms.
- Diare
Diare merupakan kondisi anak buang air besar lebih sering daripada biasanya. Seorang anak bisa dinyatakan diare ketika buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan tekstur yang cenderung cair. Diare biasanya terjadi karena lingkungan yang kotor sehingga bakteri penyebab diare dapat masuk ke mulut melalui tangan yang kotor. Biasanya terjadi pada bayi karena tingkat kecenderungan untuk memasukkan benda ke mulut dan tangan yang kotor cukup tinggi.
Untuk menangani diare, Moms sebaiknya memberikan Si Kecil cukup cairan agar tidak dehidrasi dan bisa dibantu dengan oralit untuk menggantikan elektrolit dalam tubuh yang hilang akibat diare. Tetap berikan makanan yang bergizi dan bersih, hindari makanan yang kurang matang dan pastikan Si Kecil makan walaupun dalam porsi sedikit untuk membantunya meningkatkan daya tahan tubuhnya. Jika diare tidak berkurang dalam 3 hari, Moms sebaiknya segera memeriksakan kondisi Si Kecil ke dokter untuk dapat diberikan penanganan terbaik agar segera sembuh.
- Intoleransi laktosa
Gangguan pencernaan ini juga cukup banyak dialami Si Kecil. Intoleransi laktosa adalah kondisi saat tubuh tidak dapat mengonsumsi laktosa atau gula dalam susu dalam jumlah banyak. Biasanya anak akan lebih sering mual, muntah, perut begah bahkan diare setelah minum susu.
Hal ini harus diperiksakan ke dokter agar dapat penanganan dini supaya Si Kecil tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan nutrisi yang cukup. Hindari menunda pemeriksaan karena hal ini dapat menyebabkan malnutrisi jika berlangsung dalam jangka waktu lama.
- Alergi makanan
Kondisi ini terjadi saat pencernaan Si Kecil lebih sensitif ketika memakan sesuatu. Reaksi yang akan muncul, seperti nyeri perut, mual, muntah, ruam, hingga gejala yang lebih berat seperti sesak napas.
Untuk mengatasinya, Moms sebaiknya mencari tahu terlebih dahulu apa makanan yang menimbulkan gejala alergi tersebut dan menghindarinya. Moms bisa mencarikan makanan pengganti yang memiliki nutrisi sama namun tidak menimbulkan alergi pada Si Kecil.
- Usus buntu
Walaupun jarang terjadi pada bayi atau anak usia dibawah 3 tahun, penyakit ini tetap menjadi hal yang patut diwaspadai sejak dini. Kondisi ini terjadi karena adanya peradangan di usus buntu atau infeksi pada saluran pencernaan yang dapat disebabkan karena sumbatan feses, benda asing, atau parasit.
Biasanya, Si Kecil akan merasakan sakit yang cukup parah pada bagian perut dan demam dalam jangka waktu lama. Ketika gejala ini terjadi, Moms dapat segera melarikan Si Kecil ke dokter untuk dapat penanganan yang tepat berupa operasi pengangkatan usus buntu maupun pemberian obat dengan resep dokter.
- Keracunan makanan
Pemberian makanan pada Si Kecil saat MPASI harus sangat diperhatikan. Khususnya mengenai kandungan yang terdapat di dalamnya. Keracunan makanan dapat timbul karena makanan yang sudah tidak layak makan, tercemar bahan tertentu, menggunakan bahan masakan yang berulang kali pakai (minyak dan cairan), dan masih banyak lagi.
Jika gejala ringan seperti mual dan muntah, Moms bisa segera memberikan Si Kecil minum air putih dalam jumlah banyak untuk menghindari dehidrasi dan membantu menyingkirkan racun dalam saluran pencernaannya. Namun jika disertai diare, sesak napas bahkan demam sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter agar ditangani dengan baik untuk memulihkan kondisinya.
- Irritable Bowel Syndrome (IBS)
Irritable bowel syndrome (IBS) adalah kontraksi yang berlebihan pada usus besar sehingga menyebabkan Si Kecil merasakan nyeri berlebihan. Namun sayangnya, sampai saat ini belum diketahui pasti apa pemicu dari kontraksi tersebut. Jika Si Kecil terserang IBS, biasanya akan mengalami gejala diare, sembelit, sering sendawa, dan perut begah.
Kondisi ini perlu segera diteliti oleh dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
- Sembelit
Sembelit atau buang air besar pada anak sering terjadi khususnya pada awal memulai MPASI. Hal ini bisa disebabkan karena Si Kecil makan makanan yang terlalu banyak serat seperti buah dan sayur sehingga pencernaannya belum siap untuk memprosesnya dan mengakibatkan Si Kecil sulit buang air besar.
Untuk menanganinya, Moms dapat mengurangi porsi makanan berserat Si Kecil hingga usia 2 tahun untuk menghindari terjadinya sembelit. Jika sudah terjadi, Moms bisa coba untuk memijat perlahan perutnya dengan sedikit tekanan mendorong ke arah bawah untuk membantu gerakan peristaltik dalam ususnya menuju anus. Selain itu moms dapat berkonsultasi ke dokter untuk meminta saran suplemen probiotik atau obat yang tepat untuk melancarkan buang air besarnya atau membantu Si Kecil untuk bisa buang air besar dengan lancar.
- Kolik
Kolik adalah gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi. Biasanya gejalanya adalah rewel, menangis dan selalu gelisah.Hal ini dapat terjadi karena saluran pencernaan bayi masih menyesuaikan makanan dan minuman yang masuk serta karena adanya gas pada saluran cernanya.
Untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat kolik, usahakan untuk selalu sendawakan bayi setelah ia menyusu dan hindari makanan berserat terlalu banyak pada awal MPASI.
- GERD
GERD atau Gastroesophageal reflux disease adalah nama lain saat kondisi asam lambung naik. Hal ini tidak hanya dialami oleh orang dewasa, Si Kecil pun bisa mengalaminya. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang dapat mengungkapkan penyebab pasti GERD pada anak. Namun, menurut Cedars-Sinai Education, berikut adalah faktor-faktor yang bisa memicu GERD pada anak:
- Panjang atau pendeknya saluran kerongkongan di dalam perut.
- Posisi sudut tempat bertemunya lambung dan esofagus belum berkembang maksimal.
- Melemahnya kondisi otot bawah kerongkongan.
Untuk penanganan GERD pada anak, Moms dapat mencoba untuk mengurangi makanan asam dan pahit baik yang dimakan oleh Moms dan dapat tersalurkan melalui ASI maupun makanan yang langsung dimakan melalui MPASI.
Semoga dengan informasi ini Moms dan Ayah lebih siap untuk menghadapi permasalahan tersebut dan lebih nyaman mengatasinya demi perkembangan Si Kecil yang lebih maksimal.