Ketika Si Kecil berusia 3 bulan ke atas, ia akan lebih sering mencoba untuk menggerakkan badannya bahkan ketika sedang tidur. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kemampuan motorik Si Kecil dan sensornya terhadap lingkungan sekitar. Pada saat ia mencoba bergerak, seringkali Moms atau Ayah tidak menyadarinya terlebih ketika sedang tidur. Si Kecil bahkan bisa terjatuh berulang kali karena tidak adanya pengawasan. Kejadian ini bisa menyebabkan cedera pada tubuh dan kepala Si Kecil Moms.
Umumnya, cedera kepala pada anak sering ditemui pada anak-anak di bawah 4 tahun. Cedera kepala ini akan sering terjadi karena Si Kecil banyak bergerak. Aktivitas seperti berlari, berguling, memanjat, bergelantungan, dan kemudian kehilangan keseimbangan bisa menjadi salah satu penyebab cedera. Saat setelah kepala anak terbentur lantai ternyata ia hanya menangis sebentar, masih mau makan, dan kemudian ceria lagi, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Jika Si Kecil tertidur, mungkin ia kelelahan. Luka pada kepala anak juga tidak bisa mengindikasikan masalah yang serius, namun ada beberapa gejala pasca jatuh anak yang perlu diwaspadai. Jika beberapa gejala ini terjadi sebaiknya Moms segera melarikan Si Kecil ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut.
Gejala pasca jatuh anak yang perlu diwaspadai
Beberapa gejala yang perlu diwaspadai ketika Si Kecil terjatuh dan harus dipantau hingga beberapa minggu setelah kejadian yaitu:
- Bicara meracau atau tidak jelas. Jika terjadi pada anak usia 1-2 tahun dan Si Kecil mengeluarkan suara terus-menerus tanpa fokus mata yang baik, hal ini patut untuk diwaspadai Moms.
- Lesu dan lemas
- Pusing
- Pandangan kabur. Hal ini bisa membuat Si Kecil menangis jika ia belum bisa berbicara atau justru diam tidak mengeluarkan suara apapun dari mulutnya.
- Kehilangan indera penciuman atau perasa. Hal ini bisa terlihat ketika Si Kecil tidak ingin atau kehilangan nafsu makannya dan menangis seharian karena tidak bisa merasakan makanan.
- Kehilangan keseimbangan atau sulit berjalan. Si Kecil terlihat sulit berjalan lurus maupun sering terjatuh, terkadang terlihat kaki yang gemetar dan tidak dapat tegak ketika berjalan.
- Mual dan muntah
- Pupil mata membesar, atau ukurannya tidak sama antara kanan dan kiri
- Hilang kesadaran
Pada umumnya ketika kepala anak terbentur lantai, Si Kecil akan menangis keras, karena terkejut dan kesakitan. Jika Si Kecil tidak menangis lalu lemas dan tidak banyak bicara maka Moms harus bersikap waspada terhadap perubahan tersebut. Cobalah tanya apakah ia merasa mual, sulit membaui atau merasa, atau telinganya berdenging. Jika ia mengangguk, segera bawa ke dokter untuk dapat dilakukan penanganan lebih lanjut seperti rontgen untuk mendeteksi adanya cedera pada otaknya.
Pada bayi yang belum bisa berbicara dan berjalan, tentu Moms akan lebih sulit mengetahuinya karena ia tidak dapat merespon dengan anggukan atau kata-kata. Namun Moms bisa segera melarikan ke dokter jika terdapat beberapa gejala berikut:
- Ada benjolan pada ubun-ubun (bagian lunak pada tengkorak kepalanya)
- Muntah
- Lemas
- Tidak mau makan
- Menangis dengan suara melengking
Pada bayi, cedera kepala bisa menimbulkan lekukan pada tempurung kepalanya karena masih belum terlalu keras maka sebaiknya segera cek ke dokter jika Moms mendapati ada satu atau beberapa gejala di atas setelah Si Kecil terjatuh agar bisa segera ditangani dan tidak menimbulkan akiat yang fatal bagi anak.
Gejala ini terkadang tidak langsung terlihat setelah jatuh, namun dapat timbul setelah eberapa hari atau minggu. Oleh karena itu Moms harus terus mengawasinya selama beberapa hari hingga dua minggu ke depan, karena gejala-gejala tersebut kadang-kadang tidak langsung terlihat atau dirasakan.