Reaksi alergi pada bayi sangat sering terjadi. Salah satu penyebabnya karena alergi susu, atau disebut dengan intoleransi laktosa. Anak yang mengalami intoleransi laktosa biasanya akan memunculkan gejala-gejala yang terlihat, karena adanya reaksi alergi pada tubuh setelah mengonsumsi susu.
Bayi memerlukan asupan nutrisi yang mencukupi untuk tumbuh kembangnya. DI masa awal, bayi mendapatkannya dari ASI maupun susu formula. Tidak jarang, ada bayi yang mengalami alergi yang disebut dengan intoleransi laktosa pada anak.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), intoleransi laktosa pada anak disebabkan karena tubuh tidak dapat mencerna laktosa dengan baik. Padahal, laktosa sangat diperlukan sebagai sumber karbohidrat utama pada ASI dan susu formula.
Nah, alergi susu dengan intoleransi laktosa ternyata serupa tapi tak sama. Keduanya memunculkan gejala yang mirip, sehingga kerap disamakan. Padahal, penanganan anak yang alergi susu dan anak yang mengalami intoleransi laktosa pasti berbeda juga.
Yuk ketahui bersama fakta-fakta intoleransi laktosa pada anak berikut ini, Moms!
Bedanya Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa Pada Anak
Pada anak yang mengalami alergi susu, tubuhnya akan bereaksi pada susu atau setiap produk yang mengandung susu, khususnya susu sapi. Anak yang mengalami alergi susu menganggap kandungan protein pada susu dapat berbahaya bagi tubuh. Reaksi alergi susu bisa muncul langsung atau beberapa jam setelah si kecil minum susu. Gejala alergi susu antara lain muntah, muncul ruam yang menimbulkan rasa gatal, batuk, pilek, napas berbunyi, dan bibir serta area mata yang membengkak.
Sedangkan intoleransi laktosa pada anak merupakan ketidakmampuan sistem pencernaan bayi untuk mencerna laktosa. Laktosa merupakan sejenis gula alami yang terkandung dalam susu. Intoleransi laktosa pada anak disebabkan karena kurangnya enzim laktase dalam sistem pencernaan bayi untuk mencerna laktosa.
Beberapa gejala intoleransi laktosa pada anak antara lain perut kembung karena terdapat banyak gas sehingga menimbulkan perut buncit, sering kentut atau bersendawa, sakit atau nyeri pada perut, mual, muntah, dan diare. Bagi bayi yang sudah menerima MPASI biasanya akan cenderung tidak napsu makan dana rewel. Berat badan pun tidak bertambah, dan feses biasanya memiliki tekstur berbusa atau berair dan menggumpal. Intoleransi laktosa pada anak sangat berbeda dari alergi susu, karena reaksi alerginya hanya terjadi pada saluran pencernaan si kecil.
Cara Mengatasi Intoleransi Laktosa Pada Anak
Salah satu cara mengatasi intoleransi laktosa pada anak yaitu dengan memilih susu dengan kandungan khusus untuk bayi yang mengalami alergi susu. Biasanya, dalam susu formula, ada kandungan seperti EHF (extensively hydrolyzed formula) dan AAF (amino acid-based formula).
Susu EHF mengandung sebagian protein susu sapi yang telah dipecah sehingga lebih aman dikonsumsi bayi yang mengalami intoleransi laktosa. Sedangkan susu AAF merupakan susu khusus yang mengandung asam amino dengan struktur yang berbeda dengan asam amino susu sapi, sehingga aman untuk dicerna anak yang mengalami intoleransi laktosa.
Selain itu, Moms juga bisa memilih susu soya atau susu kedelai yang relati dapat dicerna dengan mudah pada anak yang intoleransi laktosa. Jangan lupa periksakan ke dokter dulu ya Moms untuk mengetahui apakah si kecil mengalami intoleransi laktosa.