Moms mungkin banyak yang tergiur dengan klaim obat pelangsing yang dapat membuat berat badan turun dengan cepat, namun tahukah Moms bisa saja ada kandungan obat yang berbahaya bagi janin. Kandungan obat ini tidak hanya ada pada obat pelangsing tapi terdapat pada obat yang umum dikonsumsi ketika terserang penyakit. Tentu jika digunakan sesuai resep dokter obat ini tidak akan menimbulkan masalah, namun jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama akan berbahaga bagi kesehatan tubuh khususnya organ reproduksi. Apa saja kandungan obat yang berbahaya bagi kehamilan? Yuk simak di artikel Momong berikut ini, Moms.
- Obat anti nyeri golongan OAINS seperti aspirin dan ibuprofen
Obat Anti-Inflamasi Non Steroid merupakan sebuah golongan obat-obatan yang biasanya digunakan untuk bantu meredakan peradangan atau rasa nyeri. Contoh OAINS yang paling sering digunakan antara lain adalah ibuprofen, aspirin, diklofenak, dan asam mefenamat. OAINS biasanya dikonsumsi untuk meredakan peradangan dan nyeri seperti sakit gigi, sakit kepala, nyeri sendi hingga migrain.
Sebuah penelitian pada tahun 2015 menemukan bahwa OAINS dapat mempengaruhi kemampuan wanita untuk memiliki anak dengan menghalangi proses ovulasi. Penelitian yang dilakukan oleh para dokter dari Divisi Neonatology & Pediatrics, Nostra Signora di Bonaria Hospital, Italia, juga menyebutkan bahwa penggunaan OAINS di awal kehamilan terkait dengan peningkatan risiko keguguran dan malformasi janin. Informasi tambahan dari womenshealth.com, mengonsumsi obat-obatan ini pada 6-8 minggu terakhir kehamilan juga tidak disarankan karena memiliki risiko komplikasi, seperti pendarahan.
Penggunaan obat ini harus sesuai dengan resep dokter dan jika Moms sedang hamil dan mengalami nyeri sebaiknya berikanlah informasi kepada dokter bahwa Moms sedang hamil sehingga dapat diberikan resep obat yang aman bagi Moms dan janin.
- Obat antipsikotik
Antipsikotik adalah golongan obat untuk mengendalikan dan mengurangi gejala psikosis, seperti halusinasi dan delusi. Umumnya, obat antipsikotik diresepkan untuk menangani gejala psikosis pada pasien skizofrenia, depresi berat, episode mania gangguan bipolar, atau gangguan kecemasan.
Tidak semua obat antipsikotik berbahaya bagi Moms dan janin, jadi jika Moms mengalami gejala delusi dan gangguan psikosis lainnya, ketika berkonsultasi dengan psikiater konsultasikan jika Moms sedang dalam masa perencanaan kehamilan atau justru sedang dalam masa kehamilan sehingga dapat diresepkan obat yang tidak mengganggu proses kehamilan tersebut.
- Spironolakton
Spironolactone adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi. Obat ini juga dapat digunakan dalam pengobatan gagal jantung, hipokalemia, sirosis, atau kondisi ketika tubuh terlalu banyak memproduksi hormon aldosterone (hiperaldosteronisme).
Penggunaan spironolactone pada kehamilan masuk dalam kategori C oleh FDA yang berarti studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Maka sebaiknya konsultasikan segera kepada dokter untuk obat alternatif lain yang aman digunakan saat hamil ya, Moms
- Obat kemoterapi untuk kanker
Kemoterapi merupakan salah satu jenis pengobatan yang digunakan untuk menghancurkan sel kanker yang berbahaya bagi tubuh. Cara kerjanya adalah dengan menghentikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker yang berkembang dan membelah diri dengan cepat.
Kemoterapi tidak hanya merusak sel kanker namun dapat merusak sel baik yang ada dalam tubuh. Hal ini yang dapat menyebabkan efek samping yang dapat mengganggu perkembangan janin dan menimbulkan cacat pada saat kehamilan. Segera konsultasikan pada dokter apabila Moms sedang dalam masa kehamilan ketika mendapat diagnosa kanker untuk dapat ditangani dokter dengan cara yang lebih tepat.
- Obat-obat steroid
Beberapa penyakit yang menggunakan obat ini yaitu, penyakit alergi seperti asma, urtikaria konjungtivitis alergi dan lainnya, penyakit autoimun, peradangan sistemik, transplantasi, pembengkakan otak dan masih banyak lagi.
Untuk penggunaannya, dokter tidak menganjurkannya untuk konsumsi jangka panjang karena dapat meningkatkan risiko efek samping seperti autoimun, gangguan hormonal, diabetes, osteoporosis dan lainnya. Hal ini juga tidak disarankan oleh dokter untuk wanita hamil karena dapat mengganggu perkembangan janin dan berbahaya bagi Moms jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
- Obat penyakit tiroid
Cara kerja obat ini adalah mengendalikan hormon tiroid agar tetap seimbang. Namun, sejumlah penelitian menyatakan bahwa obat ini bisa berpengaruh pada perkembangan janin sehingga dokter akan memberikan alternatif yang lebih aman untuk menangani penyakit tiroid yang timbul.
- Obat-obat narkotik
Narkotik merupakan obat yang mudah mengalir dalam darah dan ikut masuk melalui plasenta ke tubuh janin di dalam perut. Obat-obatan ini menimbulkan banyak bahaya bagi kehamilan yang sebaiknya dihentikan sejak dini. Menurut BNN, berikut contoh jenis narkotika dan efek sampingnya bagi janin:
Heroin
Mengonsumsi heroin selama kehamilan bisa menimbulkan bahaya serius kepada bayi Anda. Salah satunya adalah terhambatnya pertumbuhan bayi dalam kandungan. Perkembangan otak bayi juga berisiko terganggu. Keguguran, melahirkan bayi secara prematur dan lahir mati juga bisa terjadi akibat penggunaan heroin.
Ketika baru dilahirkan, bayi berisiko mengalami kesulitan dalam bernapas dan gejala putus obat. Setelahnya, ketika dia tumbuh besar, tingkah lakunya berisiko lebih bermasalah dibanding anak lainnya.
Kokain
Menggunakan kokain saat hamil bisa menyebabkan keguguran, terutama saat awal-awal kehamilan. Bayi juga bisa terkena stroke, gangguan pernapasan, serangan jantung, atau kerusakan otak yang bisa menyebabkan kematian. Jika Anda akhirnya bisa melalui masa-masa kehamilan, maka bayi Anda akan terlahir dengan segudang masalah. Bayi berkemungkinan terlahir dengan berat badan yang rendah dan kesulitan untuk minum ASI.
Saat dia tumbuh dewasa, kondisi fisik dan mentalnya berisiko terganggu. Dia juga berpotensi memiliki IQ yang rendah. Hal tersebut bisa berdampak pada masa depannya.
Mariyuana
Kerap disebut ganja. Obat-obatan terlarang jenis ini paling banyak dipakai. Jika menghisap ganja saat sedang mengandung, Anda berisiko melahirkan bayi secara prematur. Tidak hanya itu, bayi juga akan terlahir dengan berat badan rendah, berikut komplikasi lainnya. Kebiasaan ini juga dapat meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak.
Metadon
Metadon sebenarnya adalah pereda nyeri golongan opioid, tapi tetap bisa menyebabkan ketergantungan. Meski efeknya tidak sebesar opioid seperti heroin, obat ini juga dapat menyebabkan bayi baru lahir mengalami gejala putus obat, seperti diare, kram perut, luka-luka pada kulit, dan menangis tanpa henti.
Metamfetamin
Penggunaan metamfetamin atau sabu-sabu selama kehamilan juga banyak menyebabkan dampak buruk terhadap janin. Di antaranya adalah meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur, solusio plasenta, keguguran, berat badan bayi lahir rendah, serta kelainan jantung dan otak bayi.
PCP & LSD
Menggunakan narkoba jenis halusinogen seperti PCP & LSD saat hamil bisa meningkatkan risiko ibu hamil menyakiti dirinya sendiri sehingga menyakiti bayinya juga. Selain itu, halusinogen juga bisa membuat bayi lahir dengan berat badan rendah, kelainan kongenital, dan kerusakan otak.
Saat proses kelahiran, bayi juga lebih mudah terkejut dan gelisah. Bayi bisa mengalami gejala putus obat yang ditandai dengan tangisan yang berlebihan serta tubuh yang gemetaran. Mengalami gangguan belajar saat dia tumbuh dewasa juga dapat terjadi. Kemampuan anak untuk menghafal dan berkonsentrasi terganggu. Jika menggunakan obat terlarang terutama secara reguler dan sedang hamil, temui dokter dan diskusikan cara terbaik untuk berhenti. Ada jenis obat narkotika tertentu yang perhentiannya perlu dilakukan secara bertahap dan tidak secara langsung karena berisiko berdampak buruk. Selain itu, bantuan medis akan sangat bermanfaat jika sang ibu telah mengalami kecanduan.