Kondisi Bayi Kuning, Apa yang Perlu dan Tidak Boleh Kita Lakukan?

Jaundice atau istilah untuk bayi kuning adalah kondisi yang sebenarnya umum terjadi pada beberapa kasus buah hati yang baru lahir. Kendati demikian, sebagai ibu tentunya akan khawatir karena hal ini juga bukan situasi yang normal. 

Penyakit kuning pada bayi bisa termasuk ringan ataupun serius, tergantung pada gejala yang muncul. Apabila nampak simtom yang berat, terpaksa si kecil belum bisa pulang bersama orang tuanya. 

Sebenarnya, apakah kondisi bayi kuning berbahaya? Bagaimana penanganannya? 

Penyebab bayi kuning

Jaundice di seluruh dunia terjadi pada separuh kasus kelahiran bayi. Karena itu, bayi kuning termasuk kondisi yang relatif umum terjadi dan dapat berangsur-angsur normal seiring tumbuh kembang organ dalam tubuh si kecil. Penyebab tingginya bilirubin yang menyebabkan warna kuning ini biasanya karena organ hati yang belum sempurna pada hampir semua bayi baru lahir.  

Sebagai tambahan, beberapa kondisi janin seperti ini yang mudah mengalami penyakit kuning: 

  • bayi lahir prematur
  • bayi dengan ibu yang memiliki diabetes
  • kelahiran bayi melalui proses induksi
  • bayi dengan berat badan menurun setelah lahir

Tidak menjemur bayi kuning karena faktor risiko ini

Sinar matahari memang baik bagi pertumbuhan dan juga kesehatan, namun dalam kondisi bayi kuning, tidak disarankan untuk menjemur ya, Moms. Hal ini sebagai pencegahan dari risiko paparan sinar UV yang bisa menyebabkan melanoma atau kanker kulit. Untuk membantu bayi mengatasi warna kuning pada tubuhnya, memerlukan terapi lain yang lebih aman. 

Fototerapi lebih efektif

Metode yang lebih tepat untuk mengatasi permasalahan jaundice pada bayi biasanya dengan fototerapi. Sebab bila mengandalkan sinar matahari, waktunya terlalu singkat untuk membantu bayi mengeluarkan bilirubin. 

Dengan fototerapi, menggunakan cahaya yang telah mendapat settingan tertentu yang lebih efektif dengan minim efek samping. Selain itu, Moms bisa lebih tenang karena buah hati mendapat pelindung mata agar terjaga dari sinar yang digunakan. Proses fototerapi ini dapat mengubah bilirubin berlebih agar bisa keluar melalui urine. 

Memberikan IVIG atau injeksi imunoglobulin

Ketika Moms dan bayi memiliki perbedaan golongan darah, kemungkinan ia akan menghasilkan bilirubin yang lebih besar sebagai reaksi antibodi yang kita wariskan. Dengan suntikan IVIG ini, bisa membantu menekan antibodi tersebut sehingga bilirubinnya bisa berkurang seiring dengan treatment. 

Penanganan dengan transfusi

Solusi ini akan terjadi apabila kedua metode di atas belum cukup efektif mengatasi tingginya bilirubin pada tubuh si kecil. Sederhananya adalah proses pertukaran, di mana darah bayi akan keluar melalui kateter, seiring dengan transfusi masuk dari  donor darah yang cocok. 

Berapa lama jaundice berlangsung pada bayi?

Secara umum, penyakit kuning pada bayi dapat hilang sendiri dalam 2 pekan atau sekitar 10-14 hari. Namun hal ini juga relatif terhadap kondisi atau gejala yang terdapat pada si kecil, tergantung kadar bilirubin yang ada pada tubuhnya. 

Dalam kondisi ini, bayi tetap perlu mendapatkan asupan ASI. Penting bagi Moms untuk mengelola rasa cemas menghadapi kondisi bayi kuning, agar produksi ASI tetap lancar. Tidak semua kasus seperti ini harus rawat inap di rumah sakit. Ada juga bayi yang bisa pulang dan Moms akan mendapat pendampingan jarak jauh dari rumah sakit. 

Namun apabila kondisi tidak juga membaik dalam 3 minggu, sebaiknya kembali berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Must Read

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here