Autisme merupakan gangguan perkembangan yang terjadi saat masa pertumbuhan awal anak. Gangguan ini dapat diidentifikasi dengan adanya kesulitan komunikasi, interaksi sosial, perilaku maupun aktivitas yang tidak biasa. Anak dengan autisme sering memiliki bakat atau anugerah tersembunyi, baik dalam hal kreativitas maupun hal lain yang melampaui bakat di atas normal. Namun untuk mengetahuinya, Moms dan Ayah harus membantunya mengenali potensi tersebut.
Memiliki anak istimewa dengan syndrome autisme membuat Moms dan Ayah mempelajari berbagai hal yang bisa membuat Moms dan Ayah tetap dapat mengikuti perkembangan Si Kecil serta dapat berkomunikasi padanya. Melelahkan pasti, namun Moms dan Ayah adalah pejuang utama dalam setiap langkah Si Kecil kelak. Setiap langkah dan keputusan yang diambil Moms dan Ayah akan menentukan bagaimana Si Kecil akan bertindak dan berkembang di masa depannya. Oleh karena itu, Moms dan Ayah tetap harus mempersiapkan banyak hal untuk membuat Si Kecil tetap dapat berkembang dan tumbuh lebih baik demi masa depannya kelak.
Moms dan Ayah bisa mencoba beberapa konsep dasar berikut untuk menangani anak dengan autisme dan membantunya dapat mengenali potensi dalam dirinya kelak.
1. Membuat jadwal rutin di rumah
Rutinitas merupakan salah satu cara terbaik untuk menangani anak dengan autisme. Rutinitas ini akan membuatnya merasa aman dan lebih teratur ketika menjalani hari-harinya. Dengan adanya rutinitas harian, maka Si Kecil menjadi terbiasa dan familiar terhadap aktivitas di tempat yang ia kenal, dengan orang yang juga akrab dengannya, membuat emosi si anak tetap stabil.
Moms dapat memulainya dengan mengatur jadwal makan, tidur, bermain, olah raga, memakan camilan dan hal lain yang membuatnya tetap nyaman agar Si Kecil terbiasa dengan rutinitas tersebut. Moms juga bisa mengajarinya untuk menyiapkan pakaian yang akan mereka pakai esok hari, membereskan tempat tidur di pagi hari, memberikan makanan kepada hewan peliharaan, dan tugas-tugas mudah lainnya untuk mengajari mereka tanggung jawab.
2. Jelaskan kondisi detail Si Kecil pada lingkungan terdekat
Jangan ragu untuk menjelaskan kebutuhan khusus Si Kecil pada lingkungan terdekat. Hal ini menghindari adanya perlakuan buruk pada Si Kecil saat berkumpul dengan keluarga atau orang terdekat. Jika tidak memungkinkan untuk membentuk situasi yang aman dan nyaman bagi Si Kecil, hindari berkumpul dengan orang yang tidak mendukung perkembangan dan pertumbuhan Si Kecil. Hal ini mungkin akan lebih sulit namun bisa membuat Moms dan Si Kecil lebih nyaman serta terhindar dari depresi ketika mengasuh Si Kecil.
3. Pertimbangkan untuk homeschooling dengan guru privat
Sedari dini, Moms dan Ayah bisa mempertibangkan untuk Si Kecil menjalani homeschooling kelak. Hal ini dilakukan agar guru bisa lebih fokus mengajar Si Kecil dengan kebutuhan khususnya. Selain itu homeschooling bisa membuat anak lebih nyaman melakukan rutinitas belajarnya di rumah. Persiapkan juga perkiraan dananya ya Moms, karena dana yang dibutuhkan tentu saja berbeda dengan dana jika masuk ke sekolah umum. Mungkin dana yang dibutuhkan akan lebih besar dari sekolak umum, namun Moms dan Ayah juga bisa mengaturnya dengan mengadakan homeschooling mandiri di rumah.
4. Cari tahu bakat dan kesenangan mereka
Anak dengan autisme sebagian besar memiliki IQ di atas rata-rata. Hal ini dapat diartikan mereka memiliki tingkat kejeniusan dan bakat terpendam yang harus dibantu untuk dapat disalurkan dengan baik. Moms bisa mencoba untuk mengetahui minatnya sejak usia 1 tahun atau setelah Moms diberikan info dokter bahwa Si Kecil terkena autisme.
Moms misa mengajaknya mendengarkan musik, melukis, menggambar, traveling, memelihara hewan peliharaan, make up, menjahit, berolah raga, membaca buku, menonton film dan aktivitas menyenangkan lainnya. Perhatikan perubahan tingkah lakunya setelah melakukan beberapa hal tersebut Moms. Jika ada yang membuatnya senang, Moms bisa meneruskan kegiatan tersebut namun jika ada yang membuatnya tidak nyaman sebaiknya hindari kegiatan tersebut.
Setelah Si Kecil menemukan minat dan bakatnya,Moms dan Ayah bisa mendampinginya dan membantunya untuk mengembangkan potensinya tersebut. Proses ini memang tidak singkat namun kelak akan bermanfaat bagi masa depan Si Kecil.
5. Melatih kesabaran bersama-sama antara anak dan orangtua
Anak dengan autisme sama seperti anak lain yang menguji kesabaran Moms dan Ayah. Sesekali ia akan tantrum dan membuat Moms serta Ayah kesal. Hindari untuk membentaknya ya, Moms. Sering kali anak dengan autisme memiliki perasaan yang cenderung sensitif sehingga dapat lebih mudah trauma.
Moms dan Ayah harus bisa lebih sabar, coba untuk pejamkan mata, tarik napas dalam dan hitung mundur dari angka 10. Setelah itu baru cari kenapa Si kecil mengamuk. Cba rangkul Si Kecil untuk menenangkannya setelah itu ajarkan Si Kecil untuk lebih bersabar.
6. Mencoba berbagai terapi berbeda
Terapi bagi anak yang terlahir dengan kondisi autisme sangat penting.
Tujuan utama terapi bagi anak autis adalah untuk mengurangi masalah perilaku, meningkatkan kemampuan dan perkembangan belajar anak dalam hal penguasaan bahasa dan membantu anak autis agar mampu bersosialisasi dalam beradaptasi di lingkungan sosialnya.
Ada berbagai macam terapi yang dapat dilakukan, mulai dari Terapi Multisensori, Terapi Okupasi, Terapi Wicara, Terapi Musik, Terapi Visual dan Auditori, sampai Terapi Membaca untuk anak yang disleksia.
Jangan lelah mencoba berbagai terapi, sampai menemukan terapi mana yang cocok untuk anak autis. Setiap anak berbeda-beda, karena itu telusuri dan cobalah berbagai terapi dengan terapis yang direkomendasikan oleh dokter anak yang menangani anak kita.
7. Bangun jaringan pendukung yang solid
Orang tua merupakan pendukung utama anak dengan autisme dalam keluarga. Namun, Moms dan Ayah juga harus dapat membentuk lingkungan yang mendukung perkembangan Si kecil. Dengan lingkungan yang mendukung, Si Kecil dan Moms akan lebih nyaman saat berinteraksi dan berkegiatan. Selain keluarga terdekat, bergabunglah dengan grup komunitas online dari para orangtua dengan anak autis, untuk saling berbagi pengalaman dan belajar mengenai pengasuhan anak dengan autisme.