Sejak dilahirkan, Si Kecil sudah mulai diimunisasi untuk membantu menambah daya tahan tubuhnya terhadap penyakit. Imunisasi sangat bermanfaat untuk mengurangi risiko paparan virus atau bakteri yang menimbulkan penyakit pada Si Kecil. Untuk beberapa jenis vaksin sudah menjadi vaksin pokok yang disarankan IDAI bagi anak, namun ternyata ada vaksin tambahan yang bisa Moms berikan bagi anak. Jenis vaksin tambahan ini tidaklah gratis dan tidak ditanggung oleh BPJS sehingga Moms dan Ayah harus menyisihkan biaya tambahan untuk memberikannya pada Si Kecil.
Menurut booklet jadwal imunisasi anak usia 0-18 bulan yang dibuat oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) , Moms dan Ayah dapat memberikan imunisasi tambahan berikut pada anak:
- PCV
PCV (pneumococcal conjugate vaccine) atau yang disebut PCV13 diberikan pada anak dengan tujuan untuk melindungi anak dari bakteri pneumococcal yang dapat menyebabkan penyakit serius seperti pneumonia, infeksi darah, hingga meningitis bakteri. Imunisasi anak PCV dilakukan pada balita berumur 2, 4, dan 6 bulan sesuai dengan saran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Dosis dasar vaksin anak PCV itu lalu ditambah dengan imunisasi pada umur 12-15 bulan. Vaksin anak PCV diberikan 3 kali dalam dosis dasar, lalu 1 kali berupa booster. Dengan demikian, total imunisasi anak PCV sebanyak 4 kali. Bila anak berumur 7-12 bulan belum mendapat vaksin PCV, imunisasi dijalankan 2 kali dengan interval pemberian dosis pertama dan kedua selama 2 bulan. Untuk anak usia 1 tahun ke atas yang belum menjalani imunisasi anak PCV, vaksin diberikan 1 kali saja. Walau begitu, anak itu bisa menerima imunisasi booster dalam jangka waktu sekurangnya 2 bulan sesudah vaksinasi pertama.
- Rotavirus
Anak yang tinggal dalam kondisi arau area yang memiliki kebersihan buruh amat rentan terinfeksi rotavirus. Rotavirus dapat menyebabkan diare, muntah, demam, nyeri perut hingga berisiko membuat dehidrasi sehingga harus menjalankan rawat inap di rumah sakit. Pemberian vaksin rotavirus untuk anak disarankan saat usia:
- Rotateq: 3 dosis, dosis pertama ketika anak berumur 6-14 minggu; dosis kedua 4-8 minggu kemudian, dosis ketiga maksimum saat usia anak 8 bulan.
- Rotarix: 2 dosis, dosis pertama untuk anak berusia 10 minggu; dosis kedua ketika umur anak 14 minggu, maksimal 6 bulan.
- Influenza
Influenza merupakan penyakit yang menyerang saluran pernafasan dan umumnya terjadi di negara tropis. Untuk dosis yang diberikan yaitu:
- Usia anak 6-35 bulan sebanyak 0,25 ml
- Usia anak lebih dari 3 tahun sebanyak 0,5 ml’
- MMR
Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) diberikan untuk mencegah penyakit campak, gondongan dan rubella (campak Jerman). Imunisasi tambahan ini berbeda dengan imunisasi dasar MR yang hanya bertujuan untuk mencegah penyakit campak.
Pemberian vaksin MMR adalah saat bayi berusia 15-18 bulan dan diberikan minimal bulan setelah penyuntikan imunisasi lainnya.
- Varisela
Varisela merupakan imunisasi untuk mencegah penyakit cacar air. Walaupun penyakit ini umum terjadi pada anak namun dapat dicegah atau dikurangi keparahannya dengan pemberian vaksin varisela saat anak berusia di atas 1 tahun sebanyak 1 dosis. Vaksin ini hanya diberikan sekali saat Si Kecil berusia 12 bulan hingga 18 tahun.
- Japanese encephalitis
Japanese encephalitis sempat menjadi wabah di Indonesia tahun 2015 yang menyebabkan radang otak serta dapat mengakibatkan kematian. Imunisasi yang diberikan untuk Japanese encephalitis adalah sebanyak 2 kli yaitu saat bayi berusia 2 bulan dan saat berusia 24 bulan-3 tahun. Seringkali vaksin ini diberikan pada wilayah endemic untuk mengontrol penyebarannya.
- Hib
Imunisasi Hib merupakan cara pencegahan penyakit infeksi telinga, radang paru, meningitis dan infeksi lainnya yang menyerang organ dalam tubuh. Vaksin Hib diberikan sebanyak 4 kali yaitu saat Si Kecil berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan serta 15-18 bulan.
- Hepatitis dan tifoid
Imunisasi ini diberikan pada anak usia lebih dari 2 tahun untuk melindungi anak dari virus hepatitis A. Hepatitis A diberikan sebanyak 2 dosis interval usia 6-12 bulan. Sedangkan imunisasi tifoid diberikan pada usia di atas 2 tahun dengan pemberian ulang setiap 3 tahun.
Jika Moms ingin mengetahui apa saja imunisasi tambahan yang sebaiknya diberikan sesuai kondisi lingkungan dan kesehatan anak, Moms dapat konsultasikan ke dokter untuk informasi lebih lengkap.