Medical Check Up (MCU) pranikah atau skrining pranikah adalah serangkaian tes kesehatan bagi pria dan wanita yang akan segera menikah untuk mengetahui kondisi kesehatan masing-masing. Hal ini tentu penting dilakukan sebelum menikah. Walaupun belum umum di Indonesia, namun hal ini perlu dilakukan terlebih ketika pasangan menginginkan anak setelah menikah.
Melalui medical check up pranikah, baik pria maupun wanita, akan menjalani pemeriksaan untuk mengetahui ada atau tidaknya risiko dan riwayat kesehatan yang bersifat menular atau dapat diturunkan. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi kondisi kesehatan yang berpotensi terjadi pada keturunannya kelak. Di mana beberapa kondisi tersebut dapat dicegah dengan pengobatan atau penanganan yang sesuai.
Selain itu, melakukan skrining pranikah juga bisa memberikan sejumlah manfaat yang menunjang kehidupan suami-istri, seperti:
- Mendeteksi apakah ada penyakit menular yang diderita oleh satu atau kedua pasangan, seperti TORCH, hepatitis B, hepatitis C, dan HIV/AIDS.
- Mendeteksi adanya kelainan genetik yang mengkhawatirkan, seperti anemia sel sabit, thalasemia, dan hemofilia.
Dengan melakukan medical check up yang sebaiknya dilakukan sebelum menikah, beberapa risiko penyakit di atas dapat dicegah agar tidak diturunkan kepada buah hati.
Kapan medical check up harus dilakukan?
Medical check up dapat dilakukan kapan saja namun direkomendasikan enam bulan sebelum pernikahan. Hal ini bertujuan agar ketika ditemukan masalah kesehatan, kondisi tersebut dapat segera ditangani.
Jenis medical check up sebelum menikah
Beberapa tes yang sebaiknya dilakukan sebelum menikah untuk mendeteksi masalah kesehatan atau infeksi tertentu pada tubuh yaitu:
1. Pemeriksaan Golongan Darah dan Rhesus
Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui kecocokan rhesus dan efeknya terhadap ibu serta bayi. Apabila calon suami istri mempunyai rhesus yang berbeda, kemungkinan ibu akan mengandung anak dengan rhesus berbeda pula. Kondisi ini perlu diwaspadai karena bisa mengakibatkan anak menderita anemia dan penyakit kuning pada bayi, bahkan keguguran janin.
2. Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count)
Complete Blood Count (CBC) dilakukan untuk memeriksa komponen di dalam darah dan mendeteksi kesehatan seseorang secara umum. Tes CBC mampu mendeteksi sejumlah masalah, seperti anemia, tingkat hidrasi dan dehidrasi, penanda sel darah tepi, leukemia, reaksi inflamasi dan infeksi, dan polisitemia.
Pemeriksaan ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah ada risiko melahirkan keturunan dengan kelainan genetika, seperti thalasemia atau hemofilia.
3. Pemeriksaan Penyakit Menular Seksual
Pemeriksaan ini terdiri dari pemeriksaan VDRL/RPR untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyakit sifilis. Selain itu, dilakukan juga pemeriksaan HbSAg untuk mendeteksi penyakit hepatitis B, serta pemeriksaan anti HIV untuk mendeteksi penyakit HIV.
Deteksi penyakit HIV/AIDS sejak dini diperlukan untuk mengendalikan dan mencegah penularan virus dari ibu kepada anaknya (mother to child transmission) ketika masih berada di dalam kandungan.
4. Pemeriksaan Gula Darah
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengacu pada kadar glukosa untuk menentukan kondisi hiperglikemia pada pasangan. Hal ini berguna untuk mencegah atau mengurangi komplikasi yang disebabkan oleh diabetes saat hamil (diabetes gestasional).
5. USG Ginekologi
USG ginekologi bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan pada rahim, seperti kista ovarium, PCOS, mioma uteri, dan penyakit-penyakit lain yang berkaitan dengan organ reproduksi.
6. Pemeriksaan TORCH
Pemeriksaan TORCH adalah serangkaian tes yang dilakukan untuk mendeteksi toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simplex pada ibu hamil atau wanita yang merencanakan kehamilan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada janin.
7. Pemeriksaan Urine
Urinalisis atau tes urine berguna untuk mendeteksi adanya penyakit metabolik atau sistemik, serta gangguan pada organ ginjal. Kondisi kesehatan seseorang dapat dilihat dengan menilai warna, tingkat kejernihan, dan kandungan zat kimia di dalam urine.
Kondisi kesehatan kedua calon mempelai bisa mempengaruhi proses kehamilan dan kualitas kehidupan yang dimiliki oleh keturunannya nanti. Maka dari itu, kondisi kesehatan masing-masing pasangan perlu diketahui untuk membantu perencanaan rumah tangga menjadi lebih matang.