Pada bayi, gumoh sering kali terjadi dan membuat Mom merasa khawatir. Sebenarnya ini adalah kondisi yang umum dan tidak berbahaya. Namun ada juga kondisi medis tertentu yang membuat bayi gumoh dan perlu perhatian khusus. Apalagi Mom juga mesti tahu apa bedanya gumoh dan muntah.
Gumoh pada dasarnya adalah kondisi dimana susu, cairan atau makanan keluar sesaat setelah ditelan. Pada bayi, hal ini terjadi karena kerongkongan belum berkembang secara sempurna. Selain itu, ukuran lambung bayi yang kecil juga dapat menjadi faktor gumoh terjadi. Gumoh seringkali hilang saat bayi sudah bertambah usia, biasanya saat memasuki usia satu tahun.
Gumoh Termasuk Normal Jika…
Bayi gumoh memang bukan termasuk kondisi yang membahayakan. Apalagi ketika memasuki usia satu tahun, cincin otot juga sudah bisa berfungsi dengan baik dalam mencegah makanan atau minuman naik kembali dari dalam lambung. Selain itu, gumoh masih bisa disebut normal ketika ada hal berikut ini:
- Bayi tetap menyusu dan makan seperti biasa
- Tidak terjadi penurunan pada berat badan bayi
- Tidak rewel dan tidak cemas
- Tidak mengalami sesak nafas
Dengan keadaan di atas, Mom tidak perlu khawatir dengan gumoh yang terjadi pada bayi. Pun tidak perlu ada tindakan atau penanganan khusus, cukup bersihkan bekas gumoh dan tenangkan bayi.
Menangani Bayi Yang Gumoh
Jika si kecil termasuk cukup sering mengalami gumoh, Mom bisa melakukan beberapa tindakan seperti:
- Memposisikan kepala bayi lebih tegak saat menyusu atau makan
Bisa jadi penyebab bayi gumoh adalah karena posisi kepala yang sama atau lebih rendah ketika menyusu atau makan. Oleh karena itu, Mom bisa memposisikan kepala bayi lebih tegak atau lebih tinggi saat aktivitas tersebut. Kemudian bisa dilanjutkan selama 20 atau 30 menit setelahnya agar susu atau makanan tidak naik kembali.
- Memberi porsi ASI atau makanan yang tidak berlebihan
Sering kali gumoh juga terjadi karena bayi terlalu kenyang sebab belum bisa mengetahui kapasitas lambungnya. Mom bisa mencegah hal ini terjadi dengan memberi susu, ASI atau makanan dengan porsi sedikit namun intensitas yang lebih sering. Selain itu, biasakan untuk membantu si kecil bersendawa setiap kali menyusu. Sehingga udara berlebih di dalam perut tidak mendorong susu atau makanan keluar.
- Tidak langsung menidurkan bayi setelah menyusu
Sering kali bayi menyusu hingga tertidur dan membuat Mom ingin langsung meletakkannya di boks bayi atau ranjang. Ternyata hal ini juga bisa menjadi penyebab gumoh. Gendong si kecil untuk beberapa saat agar susu turun ke lambung terlebih dahulu. Kemudian baru letakkan dengan posisi telentang dan kepala lebih tinggi dari badan dan kaki.
- Gunakan dot yang sesuai
Memberikan dot dengan ukuran yang tepat juga penting untuk mencegah bayi mengalami gumoh. Sebab jika terlalu kecil, bayi mungkin rewel karena aliran susu tidak sesuai keinginan. Namun saat terlalu besar juga bisa membuat susu keluar terlalu banyak sehingga bayi bisa tersedak dan gumoh.
Beda Gumoh dan Muntah
Meski sama-sama mengeluarkan isi perut melalui mulut, gumoh dan muntah adalah hal yang berbeda. Pada bayi gumoh, susu biasanya mengalir sendiri tanpa ada usaha bayi untuk mengeluarkannya. Sedang pada muntah, pada umumnya bayi terlihat seperti melakukan usaha untuk mengeluarkan isi perutnya. Selain itu, ada juga gejala bayi muntah yang perlu diperhatikan:
- Setelah muntah bayi menjadi rewel
- Bayi terlihat kesakitan
- Berat badan cenderung turun
Muntah sendiri disebab oleh banyak hal seperti infeksi pencernaan, gejala penyakit tertentu misalnya flu atau masuk angin dan mabuk kendaraan.
Mom sebaiknya tak perlu khawatir jika bayi mengalami gumoh sebab ini wajar terjadi dan merupakan salah satu bagian dari tumbuh kembangnya. Terlebih jika gumoh tidak disertai dengan gejala-gejala membahayakan lainnya. Namun jika ini terjadi terlalu sering, berkepanjangan dan timbul reaksi yang mengkhawatirkan, Mom bisa segera memeriksakan bayi ke dokter untuk mendapatkan penanganan.