Apakah Moms sedang merasakan bahwa akhir-akhir ini Si Kecil sering memukul saat menginginkan sesuatu atau marah? Sering kali Moms bertanya-tanya apakah Moms melakukan kesalahan saat mengasuh Si Kecil sehingga menyebabkan kebiasaan tersebut. Moms patut tahu bahwa ternyata hal itu bukan karena Moms yang salah mengasuh Si Kecil, melainkan salah satu tahap dalam perkembangan anak.
Si Kecil bisa jadi tidak menyadari bahwa memukul dapat menyakitkan karena rasa kasih sayang tidak sepenuhnya ada sampai mereka berusia sekitar 3 tahun. Bahkan jika Si Kecil paham bahwa memukul dapat menyakitkan, mereka mungkin tidak dapat menahan diri karena anak yang masih berusia 1 tahun tidak memiliki kontrol impuls, Moms.
Sebenarnya mengapa batita suka memukul? Yuk simak informasi dan cara mengatasinya yang telah dirangkum Momong berikut ini, Moms.
1. Mereka sedang menguji batas
Seperti banyak perilaku balita (menumpahkan saus ke pakaian, berteriak selama jam sibuk, memanggil Moms dalam keadaan apapun), memukul pun memiliki tema umum, yaitu untuk menguji batas apa yang dapat diterima.
Jika dapat dibaca, pikiran Si Kecil adalah seperti berikut ini: ‘Apa yang akan terjadi jika saya melakukan ini?’ Dengan mengetahui kakaknya akan menangis saat dipukul dengan tongkat tidak sama dengan memukul Moms adalah bagian dari proses belajar mereka.
2. Mereka belum memiliki pengendalian diri
Jika Moms menghadapi Si Kecil, kontrol impuls mereka pada dasarnya tidak ada. Ketika mereka merasa frustrasi, bahagia atau bosan, mereka tanpa ragu akan mengungkapkannya melalui pukulan. Umumnya, Si Kecil akan mulai menunjukkan pertumbuhan positif mulai usia 3 dan 9 tahun
3. Mereka belum mengerti itu buruk
Si Kecil terkadang menggunakan kekerasan tanpa diprovokasi oleh orang lain. Hal ini mendukung pemikiran bahwa mereka hanya ingin melihat apa yang akan terjadi dan belum memiliki kompas moral atau pemahaman bahwa mereka dapat, tetapi tidak boleh, menyakiti orang lain.
Para ilmuwan telah mempelajari fenomena ini pada balita berusia 11 hingga 24 bulan dan telah menyimpulkan bahwa dalam kebanyakan kasus, anak-anak tidak merasa tertekan sama sekali saat memukul orang lain, Moms.
4. Mereka tidak tahu bagaimana memproses perasaan
Alasan lain mengapa batita memukul adalah karena itu merupakan cara mereka menangani emosi ‘besar’ mereka, Moms. Saat mereka merasa frustrasi, tetapi tidak seperti orang dewasa yang dapat dengan tenang menjelaskan perasaan frustrasinya kepada pasangan atau teman tepercayanya, Si Kecil sering kali tidak memiliki kemampuan bahasa atau pengendalian diri untuk berhenti, memeriksa perasaan mereka, dan bereaksi dengan cara tertentu.
Bagaimana cara mengatasinya?
Ada beberapa cara yang bisa Moms lakukan untuk mengatasi emosi Si Kecil agar tidak suka memukul. Beberapa cara diantaranya yaitu:
1. Ketahui penyebab Si Kecil memukul
Menentukan alasan mengapa Si Kecil kesal bisa jadi sulit pada usia ini ya, Moms: Apakah dia memukul karena dia kesal karena dia tidak dapat menemukan mainan favoritnya? Atau dia mau camilan? Bantu Si Kecil untuk mengucapkan kata-kata dari gerakannya Moms. Jika Si Kecil melempar makanan karena tidak menginginkannya, Moms bisa menanggapi dengan “Kamu gak mau ya nak? Terus maunya apa nak? Yuk kita cari'”
2. Cegah saat Si Kecil hendak memukul
Moms, amati apa yang mendorong Si Kecil untuk memukul, menampar, atau meninju, dan kemudian bertindak lebih dulu. Moms bisa menanyakan pada diri sendiri, apakah dia menyerang ketika dia lelah atau lapar, ketika dia dalam kelompok besar, atau ketika dia harus melakukan transisi.
3. Tunjukkan empati Moms
Si Kecil tidak dapat benar-benar memahami perasaan marah atau frustrasinya pada usia ini Moms, tetapi Moms bisa mengatakan, “Moms yakin kamu marah karena Moms gak ijinin kamu naik ke atas meja.”
Pada saat yang sama nih Moms, gunakan pula penguatan positif, seperti memuji Si Kecil ketika ia berbagi mainan atau menggunakan sentuhan lembut akan menginspirasi perilaku yang lebih baik di kemudian hari.
4. Beri tahu perasaan orang lain bila dipukul
Balita memiliki pemahaman yang terbatas tentang bagaimana perilaku mereka mempengaruhi orang lain. Si Kecil perlu tahu Moms, bagaimana perasaan temannya ketika Ia dipukul. Moms bisa mengatakan, “Itu menyakiti teman lho.” Katakan juga bahwa memukul seseorang bukanlah hal yang benar untuk dilakukan.
5. Alihkan perhatian Si Kecil
Moms bisa meredakan kemarahan Si Kecil dengan mengalihkan perhatiannya dengan hal lain. Mengalihkan perhatian anak-anak dengan aktivitas baru merupakan cara termudah untuk meredakan perselisihan.
6. Pantau tontonan Si Kecil
Moms juga sebaiknya memantau apa saja yang ditonton Si Kecil, bahkan untuk film kartun. Hal ini agar Moms bisa memastikan programnya tidak mengandung kekerasan. Hal ini dikarenakan banyak penelitian membuktikan bahwa asupan tontonan Si Kecil juga dapat membentuk sikap dan kebiasaannya sehari-hari.