Memperhatikan perkembangan emosi pada usia 1-3 tahun tidak hanya mengenai caranya untuk mengatur emosi. Pada masa ini Moms dan Ayah sebaiknya mulai memberikan perhatian yang tepat terhadap emosi dan kebiasaan yang muncul karena hal ini akan terus terekan dalam ingatan anak hingga dirinya dewasa kelak. Jika melakukan kesalahan saat mengenal emosi anak dan menangani perilaku yang dilakukan, anak akan terus mengingatnya dan mengulanginya saat menghadapi lingkungan dan situasi yang sama.
Menurut Children’s Therapy and Family Resource Centre, perkembangan emosi anak adalah salah satu tahap tumbuh kembangnya untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengendalikan emosinya sendiri. Dalam perkembangan ini, anak belajar menjalin hubungan dengan teman dan lingkungannya. Menjalin hubungan sosial ini seperti cara berbagi, berkomunikasi danberinteraksi. Bila anak dapat mengendalikan emosi dengan baik, anak akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan dan suasana baru hingga dewasa nanti.
Perkembangan emosi anak usia 1-3 tahun
Pada rentang usia 1-3 tahun biasanya emosi anak masih belum stabil dan tantrum adalah hal yang rutin terjadi pada rentang waktu ini. Pada usia ini, anak sudah bisa menyikat gigi sendiri, membedakan mana barang yang ia miliki, mencuci tangan sendiri dan mengutarakan keinginannya sendiri.
Si Kecil mulai ingin melakukan segala hal secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Ia mengalami rasa penasaran terhadap banyak hal di sekitarnya dan bertanya mengenai hal-hal kecil yang ada di dekatnya ataupun terjadi di depan matanya. Si Kecil juga mampu untuk mengulang sesuatu yang menjadi kebiasaan orang tua atau dirinya sendiri.
Si Kecil pada usia ini sering merasakan kehilangan saat Moms atau Ayah tidak berada di sekitarnya. Hal ini dapat membuatnya bersedih atau tantrum. Selain itu, anak juga sering mengikuti Moms dan Ayah beraktivitas dan terkadang meniru tingkah laku dan perkataan yang Moms dan Ayah lakukan.
Cara menghadapi perubahan emosi dan perilaku anak usia 1-3 tahun
Ketika Si Kecil menghadapi fase usia 1-3 tahun, Moms dan Ayah harus selalu mendampinginya dan memberikan perlakuan yang terbaik saat Si Kecil mulai menghadapi perubahan emosi dan perilakunya. Hindari perlakuan kasar, perkataan yang buruk dan silent treatment (mendiamkan anak dalam jangka waktu lama) saat mereka sedang tantrum atau berbuat sesuatu yang tidak baik. Moms dan Ayah dapat memulainya dengan cara berikut:
- Singkirkan benda tajam dan berbahaya di sekitar anak.
- Saat tantrum, bawa anak ke tempat lebih sepi dan biarkan Si Kecil tantrum sepuasnya. Setelah ia berhenti, Moms atau Ayah dapat menawarkan untuk memeluknya agar emosinya mereda.
- Pastikan Moms atau Ayah selalu mendampingi saat anak sedang tantrum atau berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
- Tidak bertindak kasar maupun berbicara kasar di depan anak walaupun Si Kecil sedang tantrum.
- Berikan waktu pada Si Keci untuk berpamitan saat Moms dan Ayah akan melakukan aktivitas.
- Hindari menjanjikan sesuatu pada saat Si Kecil tantrum, hal ini dapat menimbulkan kebiasaan yang akan terus berulang terjadi saat ia menginginkan sesuatu.
- Berikan penjelasan yang mudah dimengerti jika Moms dan Ayah tidak menyukai sifat atau perilaku yang dilakukan Si Kecil dan ulangin terus menerus tanpa bosan jika Si Kecil melakukan hal yang sama
- Jika anak suka mengikuti aktivitas Moms dan Ayah, sebaiknya hindari ruangan dengan tangga atau berundak untuk menghindarinya terjatuh saat mengikuti Moms dan Ayah tanpa diketahui.
- Saat Si Kecil suka mengikuti Moms atau Ayah ke toilet dan menangis saat ditinggal, Moms dan Ayah bisa menempatkan kursi yang biasa Si Kecil gunakan untuk makan di depan toilet dan minta tolong padanya untuk menunggu. Moms dan Ayah dapat memberikannya mainan juga sehingga Si Kecil dapat lebih sabar menunggu.
Semoga tips menghadapi emosi dan kebiasaan anak usia 1-3 tahun dari Momong ini bermanfaat, Moms. Moms dan Ayah juga dapat membaca tips lain mengenai kehamilan, perkembangan anak, menyusui dan parenting di website maupun sosial media Momong.