ASI adalah cairan terbaik yang mesti diberikan pada bayi sejak mereka lahir. Tak hanya sebagai penebus haus dan lapar, ASI juga dapat meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak. ASI secara eksklusif disarankan diberikan selama enam bulan kemudian dilanjutkan sampai dua tahun. Sayangnya, ternyata ada banyak mitos tentang ASI yang beredar dan tidak mengandung kebenaran.
Salah satu mitos yang populer tentang ASI adalah dipercaya dapat sebabkan katarak atau kebutaan pada bayi. Dalam mitos yang beredar diceritakan bahwa ini bisa terjadi jika ASI terkena mata. Apakah mitos ini merupakan sebuah fakta? Adakah penjelasan mengenai hal ini?
Tentang mitos ASI sebabkan kebutaan pada bayi
Ternyata, mitos ini tidak benar adanya. Belum ada kajian atau penelitian yang menemukan adanya kaitan ASI yang terkena mata dengan kebutaan atau katarak yang terjadi pada bayi. dr. Yassin Yanuar Mohammad, SpOG, MSc pada Kumparan menyebutkan bahwa katarak yang terjadi pada bayi baru lahir terjadi karena adanya infeksi virus atau parasit yang terjadi selama kehamilan. Selain itu, kelainan genetik juga bisa menjadi penyebabnya.
Selain itu, dr Junaedi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas juga menyerukan pendapat serupa. Tidak ada bukti secara medis bahwa kandungan dalam ASI dapat membuat mata bayi menjadi buta atau katarak. Justru, ASI mengandung protein yang bagus untuk kesehatan mata. Lebih lanjut beliau juga mengatakan agar orang tua tidak menggunakan ASI sebagai tetes mata karena tidak ada bukti efektif untuk manfaatnya.
Mengenai kemampuan penglihatan pada bayi
Jika Mom khawatir tentang penglihatan si kecil, ada baiknya jika Mom tahu bagaimana sih tahapan kemampuan penglihatan pada bayi sejak dari lahir. Berikut penjelasannya:
- Bulan pertama bayi lahir
Saat baru lahir, bayi sebenarnya sudah bisa melihat namun tentu saja masih terbatas. Si kecil bisa melihat apa yang berada 20 sampai 30 cm di depannya atau sejauh jarak Mom dan si kecil ketika sedang disusui. Di waktu ini, bola mata si kecil belum bisa melihat jarak jauh ataupun bergerak dengan bersamaan. Nah di bulan pertama ini, paling disarankan untuk memberi stimulasi dengan menunjukkan warna-warna kontras seperti hitam dan putih.
- Bulan kedua
Cukup berkembang pesat, di bulan kedua si kecil sudah mulai bisa membedakan warna dan melihat dengan lebih jelas. Oleh karena itu, Mom bisa memberi mainan atau buku dengan warna terang untuk menarik perhatiannya.
- Bulan ketiga
Si kecil sudah tertarik dengan benda yang bergerak nih, Mom. Ia juga senang melihat benda dengan bentuk yang beragam. Jadi, Mom bisa nih mulai memberi mainan yang tak hanya memiliki suara tapi juga bentuk yang lucu.
- Bulan keempat
Penglihatan si kecil mulai meningkat tajam loh, Mom. Selain itu, kemampuan motoriknya juga makin muncul. Jadi jangan heran ya kalau ketika disusui, si kecil sering menarik baju, rambut atau apapun yang ada di dekatnya. Di bulan ini Mom bisa mengenalkan si kecil dengan kegiatan bercermin, biarkan dia melihat bayangannya dan siap-siap gemas dengan reaksinya ya, Mom.
- Bulan kelima
Saat ini si kecil sudah bisa melihat sebuah benda dan mengenalinya, bahkan untuk benda kecil juga. Selain warna yang terang, si kecil juga sudah bisa mengenali warna yang lebih lembut. Nah, Mom bisa juga menstimulasi si kecil dengan menunjukkan berbagai ekspresi ya dan lihat bagaimana ia menirukannya.
- Bulan kedelapan hingga satu tahun
Di usia ini, penglihatan si kecil mulai menuju sempurna seperti orang dewasa. Bukan berarti pekerjaan Mom jadi lebih mudah ya sebab si kecil akan sering merasa penasaran dengan apapun yang ia lihat. Oleh karena itu, beri stimulasi sesering mungkin ya.
Meski perkembangan kemampuan penglihatan pada anak bisa jadi berbeda, semoga tahapan-tahapan di atas bisa menjadi panduan untuk Mom ya. Jika si kecil mungkin menunjukkan keterlambatan yang cenderung termasuk red flag ada baiknya jika Mom periksakan ke dokter ya.