Setia anak memiliki emosi di dalam dirinya. Emosi ini terdiri dari emosi positif dan emosi negatif. Emosi negatif bukanlah emosi yang buruk namun sebaiknya bisa diatasi agar tidak menimbulkan suasana yang negatif atau membuat lingkungan menjadi tidak kondusif. Emosi negatif ini harus diajarkan untuk dikendalikan sejak dini agar mempermudah Si Kecil beradaptasi dengan lingkungan barunya kelak yang mungkin dapat menimbulkan emosi negatif.
Ketika bosan, lelah atau menginginkan sesuatu namun tidak dituruti sering kali Si Kecil menjadi lebih suka marah. Hal ini normal terjadi Moms, terlebih ketika usianya masih balita karena ia belum mengerti untuk mengendalikan emosi negatif dan mengapa emosi negatif itu dapat muncul. Yuk coba bersama Momong untuk dapat pahami kemarahan anak dan cara mengatasinya di artikel ini, Moms.
1. Bebaskan anak mengenal emosinya
Moms sebaiknya memperbolehkan Si Kecil melampiaskan amarahnya, hindari melarangnya mengeluarkan amarah atau kesedihannya ya, Moms. Sedih atau marah adalah hal yang normal, yang perlu diperhatikan adalah Mom dan Ayah haru mencoba untuk membuat Si Kecil belajar melampiaskan emosinya dengan cara yang benar.
Cara melampiaskan kemarahan adalah melalui perkataan bukan menggunakan tindakan. Hindari memperlakukan Si Kecil dengan pukulan atau melempar barang saat Moms sedang marah karena Si Kecil akan menirunya. Selain itu, buatlah peraturan yaitu tidak boleh menggunakan kata kasar saat sedang marah.
Moms dapat menyampaikan pada Si Kecil jika ia marah dengan teriakan mungkin saja orang di sekitarnya akan merasa terganggu. Moms dapat membiarkannya teriak atau menangis terlebih dahulu saat Si Kecil marah lalu bicarakan dengan nada bijak saat sudah mereda. Moms juga bisa mencoba menawarkan untuk memeluknya agar dirinya merasa nyaman setelah mengeluarkan emosinya dan memberi tanda bahwa hal tersebut adalah hal yang normal dan Moms tidak marah karenanya.
2. Pahami pemicunya
Ketika Si Kecil sudah meredakan teriakan atau tangisannya, berikan waktu sejenak untuk dirinya menenangkan diri sebelum mengajaknya berbicara. Setelah tenang, Moms bisa mencoba menanyakan apa yang membuatnya merasakan marah dan berikan penjelasan bagaimana cara menyalurkan marah pada situasi pemicu tersebut. Cara ini akan membantunya untuk dapat mengatasi kemarahannya jika menghadapi situasi yang sama di kemudian hari.
3. Berikan pilihan cara menghadapi amaran
Ketika merasakan marah, Moms bisa memberikan pilihan seperti menceritakan terlebih dahulu pada Moms mengenai penyebabnya atau Moms akan memberikannya waktu sendiri menyelesaikan kemarahannya dengan berteriak atau menangis. Setelah itu Moms bisa menawarkan pelukan atau tanyakan apakah Si Kecil mau ditemani atau masih ingin waktu sendiri.
4. Berikan Dia Waktu
Ketika marah, Si Kecil bisa saja melakukan hal yang kurang baik seperti melempar barang, berteriak, merusak barang milik orang lain dan sebagainya. Jika hal ini terjadi sebaiknya Moms dan Ayah memberikan waktu bagi Si Kecil mengendalikan emosinya. Tempatkan diri Si Kecil di tempat yang aman sehingga tidak ada benda berbahaya yang dapat terjangkau olehnya dan bisa membuatnya terluka.
Berikan waktu padanya 5-15 menit untuk meredakan amarahnya lalu setelah reda Moms bisa memberitahunya bahwa perbuatannya adalah hal yang tidak baik. Moms dapat meminta Si Kecil meminta maaf pada siapapun yang disakitinya dan merapikan apa yang diperbuatnya. Jika Si Kecil marah karena kesalahan Moms, Moms juga harus minta maaf setelah Si Kecil tenang dan memeluknya untuk berbaikan. Berikan pengertian pada Si Kecil bahwa hal itu tidak baik dan jangan sampai ia terbiasa dan terus menerus mengulanginya.
5. Selesaikan masalah dengan bercerita
Setelah Si Kecil mereda emosinya, ajaklah untuk berbicara santai dengan nada yang tidak tinggi untuk mengetahui penyebabnya dan apa yang diinginkan Si Kecil. Cobalah untuk membuatnya bercerita dan peluklah ketika Si Kecil akan mengeluarkan kembali emosi negatifnya untuk membantunya mengendalikan emosinya. Hindari nada tinggi saat berbicara karena itu terkesan menghakimi dan membuat emosi negatifnya kembali keluar.
6. Kendalikan amarah Moms saat Si Kecil tantrum
Si Kecil akan mencontoh perbuatan Moms ketika menangani emosi negatif. Usahakan untuk tetap tenang dan kendalikan amarah Moms ketika Si Kecil melakukan hal yang tidak wajar atau merusak sesuatu. Dengan begitu Moms juga mengajarkannya mengendalikan marah dan mengajarkannya untuk bersabar.
7. Buat termometer kemarahan
Moms dan Si Kecil bisa membuat termometer kemarahan. Si Kecil bisa mencoba memberitahukan seberapa besar tingkat kemarahannya terhadap satu hal sehingga Moms bisa mencoba untuk menghindari hal tersebut agar tidak membuatnya marah dan memberitahukan cara untuk mengatasi kemarahan sesuai tingkatan yang ditunjukkan Si Kecil.
8. Bantu anak untuk beristirahat
Seringkali Si Kecil marah karena kelelahan atau kurang istirahat. Moms sebaiknya mengetahui tanda-tanda kelelahan yang biasa diperlihatkan Si Kecil dan memintanya untuk beristirahat agar tidak meluapkan emosinya. Ceritakan bahwa setelah tidur ia mungkin akan bisa cerita dengan lebih tenang dan membuat pikirannya lebih nyaman.
Jangan pernah menyerah untuk mengajarkan Si Kecil memahami kemarahannya ya, Moms. Jika Si Kecil sudah dapat mengendalikan amarahnya tentu ia akan lebih mudah berinteraksi serta berbaur dengan teman dan lingkungannya kelak.