Moms dan Ayah mungkin tidak asing terhadap berita mengenai perundungan anak. Kasusnya mungkin kebanyakan adalah kasus anak berusia 6 tahun keatas. Apakah perundungan pada balita tidak bisa terjadi? Ternyata hal ini juga bisa terjadi lho, Moms.
Moms tentu setuju, perundungan atau penindasan adalah masalah yang perlu diperhatikan oleh semua pihak. Perundungan bisa berdampak negatif pada perkembangan anak. Untuk lebih peduli terhadap hal ini, kita harus melihat akar penyebab mengapa beberapa anak menjadi pelaku perundungan. Ternyata berikut pemicu perilaku bullying anak. Tidak sedikit kasus yang menyatakan bahwa pemicu sikap bullying anak adalah kesalahan pengasuhan sejak usianya kurang dari 1 tahun. Beberapa pemicunya yaitu:
1. Masalah dan kesalahpahaman di rumah
Anak-anak yang sering mendapatkan pelecehan dalam keluarga baik berupa tindakan fisik maupun verbal cenderung suka menggertak dan menunjukkan sikap agresif dan kekerasan di luar rumah. Seorang anak bisa menjadi perundung ketika ia tidak ada kontrol di rumah, selain itu rasa harga diri rendah dapat membangkitkan sesuatu yang buruk sehingga ingin membuat kekejaman pada orang lain.
2. Popularitas dan ingin menunjukkan status sosial
Moms dan Ayah perlu memperhatikan dan mengajarkan Si Kecil agar selalu rendah hati pada siapapun. Semua orang adalah sama dan perbedaan status sosial bukanlah alasan untuk menindas orang lain. Jika Si Kecil sudah terbiasa dianggap populer tanpa berendah hati, ia akan memberikan efek buruk pada orang lain.
3. Tanda kelemahan
Ketika anak-anak berperilaku agresif, itu mungkin sebenarnya merupakan tanda kelemahan. Mereka merasa tidak aman tentang posisi mereka dalam kelompok dan meresponnya dengan mengintimidasi untuk menutupi kelemahan mereka.
4. Tekanan dari anak-anak lain
Tekanan ini sering muncul dengan sangat kuat, dan anak-anak kadang merasa mereka tidak punya pilihan lain selain melakukan hal yang sama dan menggertak anak yang lemah yang tidak cocok dengan kelompok mereka.
5. Kurangnya rasa empati
Beberapa anak mungkin menikmati bullying dan membuat lelucon karena mereka tidak memiliki empati. Mereka hanya tidak mengerti bagaimana rasa sakitnya. Itulah sebabnya penting untuk menjaga perkembangan emosi pada Si Kecil. Selain itu, kebiasaan di rumah yang ditunjukkan orang tua sejak Si Kecil bayi juga bisa mempengaruhi sikap tidak empatinya karena mencontoh dari orangtuanya.
6. Kurang perhatian
Ketika seorang anak tidak mendapatkan perhatian, hal ini menyebabkan perkembangan perilaku agresif, termasuk mengintimidasi orang lain. Tindakan mereka bisa menjadi permainan di mana mereka akan mencoba untuk mendapatkan perhatian dan persetujuan dari orangtua mereka, tetapi mereka sebenarnya tidak tahu persis bagaimana melakukannya dengan cara yang benar. Anak yang dilupakan menjadi pengganggu, dan sampai batas tertentu, itu akan membuat mereka lebih terlihat.
8. Stereotip dan prasangka
Semua orang ingin merasa istimewa, dan ketika seorang anak berpikir bahwa mereka lebih baik daripada yang lain karena status sosial mereka atau karena alasan lain, itu menciptakan jenis perilaku tertentu yang dapat mencakup bullying.
Karena beberapa pemicu di atas, Moms dan Ayah sebaiknya memberikan contoh yang baik pada Si Kecil sejak dini agar kelak tidak menjadi pelaku perundungan yang bisa membahayakan anak lainnya. Ingatlah bahwa anak akan selalu mengikuti dan mencontoh kedua orang tuanya ketika membentuk sifat atau sikap tertentu dalam kehidupannya.