Moms seringkali dihadapkan pada kondisi anak yang sedang tantrum. Jika Moms belum mengerti arti tantrum, tantrum adalah kondisi di mana Si Kecil mengalami ledakan emosi. Biasanya mereka akan menunjukkan emosi seperti marah, berteriak, membangkang, menangis, menjerit keras, melempar barang hingga memukul.
Moms tidak perlu khawatir, tantrum merupakan hal yang wajar karena Si kecil masih belajar mengenal emosi dan belajar menyalurkan atau mengeluarkan emosinya. Namun banyak orang tua justru menjadi frustasi saat dalam kondisi tantrum Si Kecil dan menyalurkan frustasinya dengan tindakan kekerasan baik verbal maupun fisik.
Tantrum sendiri muncul akibat balita belum bisa mengetahui emosi yang mereka rasakan. Akhirnya mereka lebih memilih meluapkan emosinya baik berupa kemarahan, kesedihan, keinginan yang terpendam dengan menangis atau marah-marah.
Gejala tantrum yang dialami Si Kecil
Tangisan yang terjadi karena sakit dan tantrum jika Moms bisa lebih peka, akan merasakan perbedaannya.. Ada beberapa gejala tantrum yang perlu Moms waspadai apalagi jika sudah melebihi batas normal. Beberapa diantaranya yaitu:
- Menangis, menjerit, dan berteriak
- Merengek
- Menahan napas
- Menendang dan memukul
- Mendorong
- Lemas
- Menegangkan badan dan meronta-ronta tubuhnya
- Melempar barang
Dalam beberapa kasus, Si Kecil bisa melakukan hal yang berbahaya atau keterlaluan. Hal ini yang harus dapat Moms antisipasi jika terjadi:
- Si Kecil sering mengamuk dalam waktu yang lama
- Frekuensi mengamuk yang mereka tunjukkan cukup sering
- Saat mengamuk, melakukan mereka sering melakukan kontak fisik dengan orang lain
- Marah-marah sampai memukuli diri sendiri, seperti menampar, menjambak rambut, hingga guling-guling di tanah.
Penyebab tantrum pada Si Kecil
Penyebab tantrum secara pasti hingga saat ini masih dalam penelitian karena jika membahas tentang mental tentu merupakan hal yang luas dan butuh waktu lama dalam memahaminya. Namun pada kasus anak, tantrum paling sering karena keinginannya tidak terpenuhi. Selain itu, beberapa penyebab tantrum yang biasa terjadi adalah karena:
- Temperamen Si Kecil: Ada Si Kecil yang cenderung mudah marah, ada juga yang lebih santai dalam menghadapi persoalan. Temperamen sendiri memberi pengaruh pada reaksi mereka terhadap hal-hal yang membuat frustrasi atau perubahan lingkungan mereka.
- Stres, kelaparan, kelelahan, dan stimulasi berlebihan: Pernah melihat buah hati yang tiba-tiba menangis sangat kencang setelah melakukan perjalanan jauh? hal itu bisa karena kelelahan serta situasi lingkungan tidak mendukung.
- Mengalami situasi yang sulit bagi Si Kecil-Si Kecil: Meski terlihat biasa bagi orang dewasa, tetapi ada banyak situasi yang terlihat rumit bagi Si Kecil. Sebagai contohnya adalah bagian kepala robotnya lepas. Mereka beranggapan jika mainannya sudah rusak dan takut orang tuanya marah, hasilnya mereka menangis sejadi-jadinya.
Cara mengatasi tantrum
Jika Si Kecil mengalami tantrum, ada beberapa hal yang sebaiknya Moms lakukan. Khususnya menyangkut keselamatan Si Kecil dan gangguan kesehatan yang mungkin terjadi jika Si Kecil tantrum. Beberapa cara yang bisa Moms lakukan yaitu:
1. Menghindari pemicunya
Moms harus mengetahui terlebih dahulu pemicu tantrum Si Kecil. Misalnya karena keinginannya tidak terpenuhi, kelelahan, terlalu lama terpapar sinar matahari, kelaparan atau lainnya. Hal pertama yang perlu Moms lakukan adalah mencari apa penyebabnya. Setelah itu lakukan tindakan yang mengurangi intensitas gejala tantrumnya. MIsalnya jika ia lapar maka bawalah SI Kecil ke tempat makan dan suguhkan minuman terlebih dahulu untuk meredakan emosinya.
2. Berikan bawatan waktu dan penjelasan mengenai penggunaan gadget
Pemicu tantrum Si Kecil paling umum sekarang ini yaitu karena orang tuanya mengambil paksa gadgetnya sebab mereka sudah bermain gadget dalam jangka waktu lama. Untuk menyikapi hal tersebut, apabila Si Kecil sudah lebih dari 6 tahun silahkan atur waktu khusus yang disepakati dengan Si Kecil kapan mereka boleh bermain gadget.
3. Memeluk Si Kecil
Orang tua diperbolehkan memeluk Si Kecilnya dengan erat saat mereka mengalami tantrum dalam jangka waktu lama. Tujuannya adalah membuatnya merasa tenang dan merasa mendapatkan atensi dari orang terdekatnya.
4. Berikan ia waktu untuk mengeluarkan emosinya
Cobalah untuk memberinya ruang dan waktu untuk mengeluarkan emosinya Moms. HIndari menempatkannya di ruangan yang memiliki benda berbahaya, tajam dan mudah pecah. Biarkan ia mengeluarkan emosinya namun selalu berpesan untuk melakukan hal yang tidak membahayakan. Setelah ia cukup tenang, Moms bisa mencoba mengajaknya bicara dengan baik dan dapat lebih mudah dimengerti.
5. Jangan langsung memberikan kemauannya
Seringkali penyebab Si Kecil tantrum karena keinginannya tidak terpenuhi. Jika ia mengeluarkan tantrum untuk hal tersebut, Moms tidak boleh langsung memberikan keinginannya karena ia akan berpikir bahwa jika ingin sesuatu maka ia harus tantrum.