Hingga saat ini, penyakit demam berdarah dengue atau DBD masih merupakan penyakit yang memiliki risiko kematian tertinggi di wilayah negara yang memiliki iklim tropis. Berbagai tindakan pencegahan pun mulai dilakukan menjelang musim pancaroba atau ketika mulai musim penghujan karena pada situasi ini, nyamuk aedes aegypti yang merupakan penyebar virus dengue lebih cepat berkembang biak karena adanya genangan air yang merupakan tempat nyamuk bertelur dan membentuk larva sebagai cikal bakal nyamuk dewasa.
Karena itu, akan lebih baik jika Moms mengantisipasi penyakit demam berdarah pada bayi dan mengupayakan pencegahannya di lingkungan sekitar. Simak informasi Momong berikut untuk membantu Moms mengantisipasi penyakit demam berdarah ini yuk, Moms.
Gejala demam berdarah pada bayi
Umumnya gejala yang timbul pada Si Kecil ataupun anggota keluarga lain terjadi setelah 10-14 hari setelah terinfeksi virus dengue dengan berbagai gejala dari ringan hingga berat. Beberapa gejala yang terlihat dan dirasakan Si Kecil yaitu:
- Demam tinggi mulai 39oC hingga 41oC selama dua hingga tujuh hari.
- Gangguan pencernaan seperti diare yang disertai dengan nyeri perut, mual, dan muntah.
- Tidak mau menyusu dan nafsu makan berkurang secara drastis.
- Selalu terlihat mengantuk dan lelah.
- Rewel berkepanjangan
- Muncul ruam merah pada kulit.
- Demam disertai gusi berdarah atau mimisan.
- Terdapat darah pada muntah, urine, atau kotoran.
- Mengalami sesak napas.
Pengobatan demam berdarah pada bayi
Ketika Si Kecil mengalami beberapa gejala yang disebutkan sebelumnya, sebaiknya Moms atau Ayah segera memeriksakan kondisi Si Kecil agar dapat segera ditangani dan dilakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mendeteksi penyakit yang dideritanya sehingga menghindari terjadinya komplikasi.
Umumnya ketika sudah didiagnosis terkena demam berdarah, rumah sakit akan memberikan penanganan khusus yang membantu bayi melawan virus dengue dan menambah daya tahan tubuhnya.
Biasanya perawatan akan berjalan selama 7 hingga 10 hari di rumah sakit dengan proteksi cukup untuk menghindari adanya nyamuk yang bisa menularkan virus pada pasien sekitar. Ketika Si Kecil sudah boleh pulang ke rumah, Moms sebaiknya melakukan hal berikut untuk membantu Si Kecil pulih lebih cepat:
- Pastikan Si Kecil tidak mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Berikan asupan cairan dengan intensitas lebih tinggi dari biasanya. Untuk bayi berusia 0 hingga 6 bulan, hanya ASI yang bisa diberikan. Asupan air bisa diberikan untuk bayi yang berusia 6 bulan atau lebih.
- Untuk meredakan demam pada bayi, Moms bisa memberikan obat penurun demam yang diberikan oleh dokter ketika pemeriksaan awal dilakukan.
- Pastikan Si Kecil istirahat dengan waktu yang cukup untuk membantu memulihkan daya tahan tubuhnya.
Cara pencegahan penularan demam berdarah
Salah satu cara pencegahan Si Kecil terserang dengue dengan gejala berat yaitu dengan memberikannya vaksin dengue ketika anak sudah berusia 9-16 tahun. Jika Si Kecil masih bayi dan di sekitar rumah sudah terdeteksi ada yang terjangkit demam berdarah, Moms bisa mengupayakan beberapa hal berikut sebagai pencegahan:
- Mengoleskan anti nyamuk dengan kandungan DEET 7-20% pada bayi Anda atau bisa juga menggunakan IR3535 dan picaridin. Namun obat ini hanya boleh diberikan bayi yang sudah berusia 2 bulan atau lebih ya, Moms
- Pakaikan Si Kecil pakaian yang menutup tangan dan kaki ketika keluar rumah
- Pasang kelambu pada stroller atau kereta bayi dan tempat tidur bayi untuk menghindari gigitan nyamuk
- Pasang jaring nyamuk pada ventilasi rumah untuk menghindari nyamuk masuk ke dalam rumah.
- Lakukan 3 M pada lingkungan rumah yaitu menguras, menutup dan mengubur. Menguras berbagai genangan air di botol, ember, atau cekungan di luar rumah. Menutup tempat yang memungkinkan adanya genangan air atau tempat penyimpanan air. Mengubur benda-benda yang berpotensi menampung air dan sampah yang berserakan di sekitar rumah. Hal ini dilakukan karena beberapa tempat tersebut berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti.