Saat melahirkan anak pertama, sering kali Moms melihat kemerahan pada lipatan selangkangan Si Kecil, bokong dan lipatan tubuh di sekitar pinggang. Hal ini yang dinamakan ruam popok, Moms. Ruam popok umumnya terjadi pada anak usia 0-6 bulan dan terjadi di bagian tubuh yang tertutup popok dengan bercak kemerahan, lecet maupun bentol kecil.
Ruam popok sering terjadi karena penggunaan popok yang terlalu ketat maupun terlalu lama mengganti popok. Hal ini kadang membuat Si Kecil tidak nyaman bergerak dan beristirahat karena merasakan rasa perih dan gatal pada bagian tersebut. Jika Si Kecil mengalami hal ini, Moms tidak perlu panik. Ikuti tips berikut untuk menghindari dan mengatasi ruam popok yuk, Moms.
- Kenali penyebab ruam popok
Penyebab ruam popok bermacam-macam dan memiliki penanganan yang berbeda. Jika ruam disebabkan virus atau bakteri, Moms sebaiknya segera membawa Si Kecil periksa ke dokter untuk dapat penanganan terbaik. Nah, berikut ini penyebab ruam popok yang umumnya terjadi ada Si Kecil:
- Popok yang terlalu lembab. Popok yang terlalu lembab akibat tidak segera diganti saat Si Kecil buang air besar maupun kecil bisa memicu ruam popok khususnya di kulit bagian pantat dan alat kelaminnya. Segeralah mengganti popok ketika Moms melihat Si Kecil buang air kecil maupun besar atau rajan mengecek setiap 2 jam sekali apakah popknya sudah penuh atau Si Kecil sudah buang air.
- Popok yang ketat. Popok yang terlalu ketat membuat kulit Si Kecil bergesek dengan kain atau plastik yang merupakan bahan dari popok tersebut. Gesekan ini membuat lecet maupun ruam pada kulit Si Kecil. Cek selalu berat badan Si Kecil dan sesuaikan ukuran popoknya sesuai berat badannya ya, Moms untuk menghindari ruam popok.
- Infeksi bakteri dan jamur. Karena area pantat dan kelamin tertutup popok, bisa mengakibatkan berkembangnya bakteri dan jamur karena kondisi kulit yang terlalu lembab dan tertutup. Tetap jaga agar kulit yang tertutup popok dalam keadaan kering setiap kali membersihkan tinja atau air seni ketika Si Kecil buang air ya, Moms.
- Iritasi. Penggunaan sabun, otion dan popok sekali pakai bisa membuat kulit Si Kecil alergid an menimbulkan iritasi. Segera hentikan pemakaian produk jika Si Kecil terkena ruam popok.
- Kulit yang sensitif. Bayi yang memiliki kondisi kulit sensitif seperti dermatitis atopik, eksim atau kondisi kulit senstif lain bisa menyebabkan ia lebih rentan terkena ruam popok.
- Konsumsi obat tertentu. Mengonsumsi obat seerti antibiotik juga dapat mematikan bakteri baik pada kulit Si Kecil. Akibatnya, bakteri ini tidak bisa melawan jamur atau bakteri berkembang di kulit Si Kecil dan menimbulkan terjadinya ruam popok. Moms yang sedag mengonsumsi antibiotik dan menyusui Si Kecil juga bisa mengakibatkan tidak berkembangnya bakteri baik pada Si Kecil. Konsultasikan selalu mengenai keadaan Moms dan Si Kecil ke dokter jika Moms atau Si Kecil harus konsumsi antibiotik.
- Cara mengatasi ruam popok
Ruam popok bisa dikurangi dengan tetap menjaga kebersihan bagian yang tertutup popok khususnya di bagian lipatan kulit. Selain itu Moms bisa melakukan beberapa hal ini untuk mengatasi ruam popok:
- Segera ganti popok Si Kecil saat buang air kecil maupun besar
- Berikan waktu maksimal 6 jam untuk penggunaan popok
- Selalu cuci tangan saat mengganti popok
- Bersihkan alat kelamin maupun pantat Si Kecil dengan air bersih setelah buang air
- Setelah membersihkan pantat dan area sekitar alat kelamin, keringkan area tersebut dengan kain berbahan lembut
- Oleskan salep yang mengandung zinc diokside pada kulit yang mengalami ruam popok untuk mengurangi gatal dan rasa perih karena lecet. Tunggu salep kering sebelum menggunakan popok
- Tidak menggosok kulit Si Kecil yang sedang lecet atau ruam
- Hindari penggunaan popok sekali pakai terlebih dahulu untuk menghindari gesekan plastik dengan kulit Si Kecil
- Pilih popok yang ukurannya sesuai dan tidak terlalu sempit
Biasanya, ruam popok bisa disembuhkan dalam waktu cepat jika Moms menjalankan tips di atas, namun jika dalam 2-3 hari ruam justru meluas dan menimbulkan luka serta demam, sebaiknya Moms segera periksakan kondisi Si Kecil ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.