Bagi sebagian Moms yang sedang dalam masa kehamilan, gairah seksual justru bisa semakin meningkat. Hal tersebut adalah hal yang normal, Moms. Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan hormon yang mendorong gairah seksual bisa meningkat maupun menurun. Hal ini bisa disebabkan banyak hal seperti perubahan hormon dalam tubuh, rasa sakit saat hamil dan kenyamanan terhadap kondisi tubuh saat sedang hamil.
Ada baiknya juga Moms dan Ayah mengetahui bagaimana posisi yang aman dan nyaman bagi ibu hamil sesuai dengan usia kandungan. Hal ini bertujuan agar saat berhubungan Moms akan tetap nyaman dan tidak menimbulkan masalah bagi janin. Yuk simak posisi apa saja yang aman dan nyaman bagi Moms saat masa kehamilan!
- Trimester pertama (0-13 minggu)
Pada usia awal kehamilan, dokter tidak menyarankan Moms dan Ayah melakukan hubungan seks. Hal ini disebabkan karena plasenta pada usia kehamilan ini masih dalam tahap perkembangan awal. Pada usia kehamilan trimester pertama termasuk masa rawan terjadinya gangguan pada janin atau plasenta.
Saat Moms dan Ayah berhubungan badan di trimester pertama, dapat memicu terjadinya kontraksi rahim yang mengakibatkan gangguan perkembangan embrio dalam rahim. Hal ini juga dapat mengakibatkan embrio terlepas dari rahim ketika adanya kontraksi.Namun, jika gairan berhubungan badan saat hamil pada trimester pertama ini tak terhindarkan, ibu hamil disarankan memilih posisi seks yang paling aman, misalnya misionaris atau man on top.
Perlu digarisbawahi bahwa berhubungan badan pada trimester pertama harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena janin masih rentan terkena berbagai risiko. Sebaiknya Moms dan Ayah konsultasikan lebih lanjut terlebih dahulu pada dokter kandungan.
- Trimester kedua (14-27 minggu)
Pada trimester kedua, keluhan morning sickness atau mual muntah biasanya mulai menghilang hingga gairah seks kembali muncul. Namun sebaiknya Moms dan Ayah melakukan hubungan seks saat usia kehamilan lebih dari 16 minggu karena janin sudah aman dan kuat dalam rahim. Namun, kondisi ini mungkin tidak sama pada setiap Moms karena ada yang kualitas embrio dan implantasinya masih belum kuat karena satu dan lain hal.
Pada trimester kedua perut Moms sudah mulai membesar karena janin di dalam rahim sedang bertumbuh. Oleh karena itu ada beberapa posisi berhubungan badan yang disarankan dilakukan pada trimester kedua kehamilan.
Beberapa posisi yang bisa Moms dan Ayah coba yaitu:
- Posisi menyamping
Posisi ini lebih banyak kontak secara fisik daripada posisi spooning atau menyendok. Tetapi, penetrasi pada posisi seks ini kemungkinan akan lebih sulit dilakukan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membantu penetrasi adalah ibu hamil dan pasangan saling mengaitkan kaki ke pantat pasangan. Posisi ini dinilai cukup nyaman dilakukan ibu hamil pada trimester kedua selama tidak ada beban dari badan pasangan.
- Posisi woman on top
Posisi ini menghindari tekanan pada perut dan dapat mengontrol kedalaman penetrasi. Namun, pada usia kehamilan yang lebih tua, ibu hamil mungkin akan lebih mudah merasa capek jika berhubungan badan dengan posisi ini.
- Trimester ketiga (28-41 minggu atau waktu melahirkan)
Saat kehamilan memasuki trimester ketiga, perut Moms tentunya sudah semakin membesar. Hal ini tentu sedikit menyulitkan jika ingin berhubungan badan. Hal ini dapat menyebabkan gairah seks menurun namun sebagian Moms yang sedang hamil lainnya justru memiliki gairah seks yang semakin meningkat.
Posisi yang bisa Moms lakukan dengan nyaman diantaranya:
- Woman on top Posisi
Jika posisi ini mengganggu hubungan badan karena faktor perut yang telah membesar dan lain sebagainya, Moms mungkin lebih baik berada dalam posisi berbaring.
- Posisi spooning
Posisi ini sangat nyaman bagi Moms karena tidak adanya tekanan pada perut dan Moms dapat bergerak dengan lebih bebas. Saat melakukan posisi berhubungan badan ini, Ayah dapat memposisikan diri di belakang tubuh Moms dan mencoba berbagai sudut yang memungkinkan adanya penetrasi.
Untuk usia dia atas 8 bulan masih boleh melakukan hubungan badan namun perlu dipertimbangkan, sperma dari pasangan mengandung senyawa prostaglandin yang bisa merangsang terjadinya kontraksi yang mengakibatkan persalinan sebelum HPL.
Pada umumnya, ada kondisi di mana Moms tidak diperbolehkan melakukan hubungan badan selama kehamilan. Diantaranya adalah kondisi seperti:
- Ibu hamil mengalami pendarahan vagina yang tidak dapat dijelaskan
- Ibu hamil membocorkan cairan ketuban Serviks mulai terbuka sebelum waktunya (ketidakmampuan serviks)
- Plasenta sebagian atau seluruhnya menutupi pembukaan serviks (plasenta previa)
- Ibu hamil memiliki riwayat persalinan prematur atau kelahiran prematur
Oleh sebab itu, Moms dan Ayah sangat perlu untuk mengomunikasikannya dengan dokter kandungan mengenai keadaan Moms dan janin apakah diperbolehkan untuk melakukan hubungan badan atau justru berbahaya bagi kesehatan dan kondisi keduanya. Semoga artikel ini bisa membantu Moms dan Ayah untuk saling komunikasi mengenai boleh atau tidaknya berhubungan badan selama kehamilan.