Seberapa Sering Buang Air Kecil Menentukan Kesehatan Anak, Simak informasi Lengkapnya

Sedari lahir, Moms tentu mengamati frekuensi buang air Si Kecil agar tidak menimbulkan ruam maupun penyakit jika tidak mengganti popok tepat waktu. Perlu Moms ketahui ternyata frekuensi buang air kecil Si Kecil juga penting untuk memastikan kesehatannya dan dapat mengetahui kelainan yang dialami Si Kecil dengan lebih cepat ketika frekuensi buang air kecilnya tidak sesuai dengan usianya.

Menurut IDAI, frekuensi buang air kecil (BAK) normal pada anak sesuai usianya yaitu:

  • Bayi lahir usia kurang dari 32 minggu kehamilan: 20 kali dalam 24 jam
  • Bayi lahir cukup bulan: 10-20 kali dalam 24 jam
  • 6 bulan hingga 2 tahun: 10 kali dalam 24 jam
  • 5 hingga 8 tahun: 6-8 kali dalam 24 jam
  • 8 hingga 14 tahun: 6-8 kali dalam 24 jam
  • Lebih dari 14 tahun: 4-8 kali dalam 24 jam

Kandung kemih bayi baru lahir umumnya hanya bisa menampung sekitar 15 ml urine, sedangkan bayi di bawah 2 tahun bisa menampung sekitar lebih dari 100 ml urine. Oleh karena itu, bayi yang minum atau menyusu dengan baik akan pipis cukup sering, yaitu sekitar 1–6 jam sekali.

Penyebab bayi jarang buang air kecil

Saat Si Kecil jarang buang air kecil, beberapa hal berikut bisa menjadi salah satu penyebabnya yang harus ditangani secepatnya. Beberapa penyebab Si Kecil jarang buang air kecil yaitu:

1. Dehidrasi atau kekurangan cairan

Dehidrasi merupakan salah satu penyebab bayi jarang buang air kecil, terutama pada bayi berusia di bawah 6 bulan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan dehidrasi yaitu demam, diare, muntah-muntah, atau muntaber.

Dehidrasi bisa ditandai dengan menurunnya frekuensi pipis bayi, yang dapat diketahui dengan berkurangnya jumlah penggantian popok. Selain itu, dehidrasi juga bisa menimbulkan berapa gejala lain, seperti:

  • Terlihat mengantuk dan tidur lebih lama dari biasanya
  • Malas bermain atau tertawa
  • Mulut, lidah, dan kulit tampak kering
  • Mata tampak cekung dan lelah
  • Menangis tanpa air mata

Bisa Si Kecil mengalami gejala tersebut cobalah untuk menyusuinya lebih sering. Jika usia Si Kecil sudah di atas 6 bulan, Moms bisa memberikannya oralit, terutama jika sedang diare. Jika kondisinya memburuk, segeralah periksakan keadaannya ke dokter anak.

2. Gangguan pada saluran kemih

Penyebab lainnya yaitu adanya gangguan di saluran kemih seperti sumbatan, infeksi, striktur (terbentuknya jaringan ikat karena adanya luka), atau kelainan bentuk, bisa mengganggu frekuensi pipis dan jumlah urine bayi. Biasanya diiringi dengan beberapa hal berikut:

  • Demam
  • Sering buang air tapi dalam jumlah sedikit
  • Urine kental, berwarna gelap, dan berbau tak sedap

Kondisi ini tidak dapat dianggap remeh dan perlu segera diperiksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan.

3. Gangguan pada ginjal

Jika fungsi ginjal terganggu, produksi urine dapat menurun, sehingga bayi akan jarang buang air kecil. Gangguan ini bisa disebabkan karena genetik,  infeksi, cedera, hingga penyakit tertentu bisa menjadi penyebab terjadinya gangguan pada ginjal bayi. Jika Moms menemukan berbagai gejala ini pada saat mengganti popok padahal sudah memberi Si Kecil cukup minum, bawalah ia ke dokter untuk mendapat pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Must Read

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here