Anak usia 2 tahun mempunyai sebutan tersendiri yakni ‘Terrible Two’. Karena pada usia ini orang tua pasti menghadapi si kecil yang sedang sering-seringnya merengek, menjerit, dan bahkan seperti tantrum. Selain itu pada usia ini mereka menjadi lebih sering berceloteh, dan banyak pertanyaan yang dilontarkan karena rasa ingin tahunya tinggi, selain itu dia ingin melakukan segala sesuatu sendiri tanpa bantuan dari orang tua.
Moms sendiri mungkin akan terkejut melihat perkembangan yang diraih si kecil ketika telah mencapai usia 2, terlepas dari segala kenakalan yang dia tunjukkan, yuk kita lihat pencapaian apa saja yang telah diraih si kecil di usia ke 2!
1. Perkembangan fisik
Perkembangan motorik anak, yaitu motorik kasar dan halus, berbeda-beda di setiap tahap usianya. Motorik kasar dan halus tidak cuma berpengaruh pada gerak fisik anak, melainkan cara berpikir, beraktivitas, hingga proses mencerna makanan.
Menginjak usia 2 tahun, anak mulai masuk ke fase perkembangan pada otak dan selnya. Oleh sebab itu penting untuk Moms mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia ini. Pada usia ini, buah hati biasanya sudah bisa berjongkok, berjinjit, naik-turun tangga, melompat, menendang bola, melempar bola, berlari, menumpuk balok dengan rapi. Untuk lebih meningkatkan perkembangan fisik anak, Moms bisa mengajak anak jalan kaki bersama keluarga, ajak ke taman atau ajak dia bermain di playground.
2. Perkembangan Kognitif
Menginjak fase terrible two, otak anak berkembang hampir 75% dari volume otak orang dewasa dan akan tumbuh mencapai maksimalnya sampai ia berusia 18 tahun. Dengan bertambahnya kapasitas dan kemampuan otak, memori dan keterampilan anak untuk melakukan observasi terhadap objek sekitar akan meningkat juga. Kemampuan kognitif anak akan melonjak dengan luar biasa, ia dapat menunjuk benda yang anda sebut namanya, mengikuti instruksi mudah seperti membereskan mainan, dan mengurutkan bentuk dan warna.
Selain itu, buah hati mulai mengeksplorasi objek di sekitarnya menggunakan panca indra. Misal merasakan tekstur dan perbedaannya, seperti selimut itu lembut, dan jenggot ayah kasar dan bikin geli. Observer kecil ini menyerap semua yang ia lihat dan alami kemudian menggunakan memori ini di masa mendatang, jadi jangan terkejut jika ia mengingatkan Anda akan aktivitas yang pernah kalian lakukan beberapa minggu lalu, seperti mengunjungi rumah nenek, atau kegiatan kecil yang rutin seperti pergi ke pasar.
3. Perkembangan sosial dan emosi
Waktu bermain merupakan kesempatan belajar bagi Si kecil tentang berhubungan dengan orang lain dan mengelola emosinya. Jadi meski Ia sudah mulai terbuka dengan anak lain yang ingin bermain di area bermainnya, tidak berarti anak bersedia berbagi mainan dalam aktivitas grup.
Dengan adanya teman bermain yang sebaya, tidak jarang timbul konflik, misal karena berebut mainan emosi sang anak meledak entah marah atau menangis. Pada kesempatan seperti ini ada baiknya Moms memberi kesempatan pada anak untuk negosiasi dan menyelesaikan konflik kecil dengan temannya, kecuali jika sudah menggunakan fisik barulah Moms perlu menjadi penengah.
Perkembangan emosi yang ada pada anak usia 2 tahun membuatnya gigih merengek jika apa yang dia inginkan tidak diberikan, si kecil mungkin akan merengek berulang kali hingga Moms menyerah. Untuk mencegah hal ini terjadi, rencanakan respon apa yang akan Moms berikan pada rengekan anak sehingga tidak terbentuk pemikiran anak bahwa Ia hanya akan mendapat yang dimau jika Ia merengek dengan keras.
Anak pada usia ini akan menghadapi sebuah kebingungan tentang bagaimana cara menyalurkan atau mengutarakan emosinya, cobalah untuk tidak cepat-cepat menenangkan anak yang sedang kesal, biarkan dia menemukan penyelesaian atas emosinya agar esok hari dia bisa menguasai emosinya sendiri.