Merangkak adalah salah satu momen yang ditunggu oleh para ibu dalam tumbuh kembang anak. Sebelum mampu merangkak, anak biasanya akan belajar menegakkan kepala saat tummy time, melihat sekeliling, berusaha bergerak-gerak dan bisa duduk tegak. Normalnya, bayi akan merangkak di usia 8 bulan.
Agar bayi mampu merangkak di usia yang tepat, Mom bisa memberikan stimulasi-stimulasi pendukung. Hal ini dilakukan untuk membuat otot lengan, kaki dan punggungnya jadi lebih kuat sehingga si kecil minim terjatuh. Apa saja stimulasi yang bisa Mom coba ajarkan pada si kecil agar dapat merangkak?
Tummy Time
Ini adalah stimulasi dimana si kecil mendapatkan waktu untuk tengkurap. Mom bisa mengajaknya bermain sambil tummy time selama beberapa menit setiap harinya. Aktivitas ini dapat membantu meningkatkan kekuatan otot sehingga saat mulai merangkak nanti, ototnya sudah siap dan kuat. Selain itu, tummy time juga mencegah kepala peyang loh, Mom.
Meraih mainan
Membuat si kecil aktif bergerak dapat dilakukan dengan memancingnya untuk mengambil atau meraih benda atau mainan kesukaannya. Mom bisa gunakan mainan atau benda yang berwarna terang atau berbunyi nyaring untuk menarik perhatiannya. Teknik ini dapat melatih ketangkasan dan kecepatan si kecil saat merangkak nanti. Selain itu, aktivitas ini juga membuatnya percaya diri.
Pijatan
Memijat bayi juga termasuk stimulasi yang bisa diberikan agar si kecil siap merangkak. Dengan memijat, tubuh si kecil jadi lebih lentur dan koordinasi ototnya juga terbentuk dengan baik. Selain itu, pijatan yang rileks akan membuat si kecil tidak cepat capek dan memiliki tenaga lebih.
Kurangi waktu duduk di kursi bayi
Memang benar bahwa merangkak umumnya terjadi saat anak sudah bisa duduk tegak. Namun Mom jangan hanya membiasakan ia duduk ya, terlebih di kursi bayi. Coba biasakan juga si kecil untuk duduk di lantai. Kelilingi ia dengan mainan dan benda-benda kesukaannya. Saat mencoba meraih benda-benda tersebut, si kecil pasti akan mulai menurunkan tangannya dan bergerak maju.
Bercermin
Mom bisa sediakan cermin cukup besar dimana si kecil bisa melihat dirinya secara utuh. Ini bisa jadi stimulasi agar ia meraih dan melihat dirinya di dalam cermin. Tentu saja, aktivitas ini harus selalu dalam pengawasan Mom ya. Letakkan si kecil agak jauh dari cermin, kemudian saat ia penasaran ia akan berusaha untuk mendekat dan melihat dirinya.
Gunakan musik
Selain mainan dengan warna terang, Mom juga bisa menstimulasi si kecil untuk bergerak dan merangkak menggunakan musik. Pakai musik dengan nada riang agar ia aktif bergerak. Selain musik, suara yang nyaring pada mainan juga bisa dijadikan sebagai pancingan agar ia mau bergerak.
Suasana yang mendukung
Selain hal-hal di atas, untuk melengkapi stimulasi merangkak pada si kecil, Mom bisa menyiapkan kondisi atau suasana rumah yang mendukung. Misalnya, beri ruang yang lebih luas agar si kecil dapat eksplor sekitarnya. Pinggirkan benda-benda yang mungkin memiliki ujung tajam atau berpotensi menyakiti si kecil. Selain itu, pasang kunci lemari atau pintu untuk jalur seperti tangga.
Dukung dan motivasi
Saat memberikan stimulasi, Mom juga bisa mendukung dan memotivasinya dengan mengucapkan kata-kata semangat dan pujian. Dengan nada yang riang, si kecil pasti juga ikut merasakan semangat untuk bermain dan merangkak. Meski sepele, ini adalah stimulasi yang penting untuk tiap tumbuh kembang anak.
Itu dia beberapa stimulasi yang bisa Mom berikan agar si kecil bisa melakukan dan melewati fase merangkak. Semoga dengan cara-cara ini, si kecil bisa belajar merangkak dengan senang ya? Tapi, Mom tak perlu khawatir jika si kecil tidak melalui fase ini dan langsung berjalan. Sebab ada juga beberapa kasus di mana bayi tidak merangkak maju ke depan. Sebagai gantinya, mereka mungkin menggeser-geser pantat atau badannya di lantai.
Saat fase ini terjadi, Mom tetap harus mengawasi dan mendukungnya. Terlebih,menurut Dr. Danelle Fisher, MD, dokter anak dan wakil ketua pediatri di Providence Saint John Health Center di Santa Monica, California, “Ini berarti bayi mengetahui keseimbangannya sendiri dan melewatkan satu tonggak perkembangan, tetapi berkembang dalam perkembangan yang lain,”