Bonding merupakan proses terbentuknya ikatan emosional maupun kedekatan antara orang tua dan anak. Hal ini penting untuk perkembangan SI Kecil kelak, Moms. Perlu Moms ketahui bahwa bonding tidak hanya bisa dilakukan sejak Si kecil lahir, tapi bisa dibentuk sejak masa kehamilan.
Penelitian menerangkan bahwa sekitar 20 persen bonding terbentuk beberapa jam setelah persalinan. Namun ternyata, bonding juga sudah bisa dimulai sejak bayi masih dalam kandungan.
Pentingnya bonding antara ibu dan bayi
Proses pembentukan ikatan antara ibu gan anak sudah terjadi sejak dalam kandungan. Oleh karena itu, Moms bisa merasakan Si Kecil ikut berinteraksi ketika Moms berbicara kepadanya atau sekedar mengelus perut. Semakin sering stimulasi untuk mendukung bonding yang tercipta saat hamil, maka semakin mudah pula terjalinnya bonding yang lebih erat saat bayi sudah lahir.
Bonding yang baik akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak yang baik pula, baik segi kognitif maupun sosialnya. Moms bisa lebih memahami sinyal yang diberikan SI Kecil sejak dalam kandungan maupun setelah dilahirkan jika membangun bonding yang baik. Sebaliknya jika bonding yang Moms lakukan buruh, maka akan menghambat perkembangannya kelak khususnya dalam hal sifatnya terhadap orang lain.
Cara membangun bonding sejak bayi dalam kandungan
Moms dapat melakukan beberapa cara berikut untuk membangun bonding yang baik sejak dalam kandungan:
1. Memberikan respon terhadap gerakannya
Ketika Moms merasakan hentakan kaki maupun badannya yang berputar dalam perut, Moms bisa meresponnya dengan ucapan dan belaian yang dapat menenangkannya di dalam kandungan. Saat ia terdiam, Moms juga bisa mencoba untuk meraba perut agar memancing Si Kecil bergerak.
2. Melakukan USG secara rutin
Moms juga perlu mengetahui perkembangan janin serta respon jantungnya saat diperiksa. Secara tidak langsung saat Moms melihat wujud Si kecil maka antusiasme dan kasih sayang dan ikatan ibu dengan bayi akan meningkat.
3. Berinteraksi dengan janin
Moms bisa mencoba untuk mengajak Si Kecil berbicara sejak dalam kandungan. Selain itu juga Moms dapat bernyanyi dan tertawa kecil saat melihat sesuatu yang lucu. Janin dapat mulai mendengar suara pada usia kehamilan 18 minggu. Pendengarannya akan makin sensitif pada usia kehamilan 24 minggu.
Pada usia kehamilan 25-26 minggu, janin dapat mulai merespons terhadap rangsangan suara. Bahkan pada trimester akhir kehamilan, janin sudah dapat mengenal suara ibu yang sering mengajaknya berbicara.
4. Penuhi asupan nutrisi harian
Asupan nutrisi tentu akan membantu pertumbuhan dan perkembangan janin. Selain itu, asupan nutrisi yang seimbang juga membantu janin untuk merespon lebih baik karena perkembangan organ dan saraf yang maksimal. Moms dapat mencoba memenuhi beberapa nutrisi penting berikut ini:
Kalsium : 1.000-1.200 mg
Asam folat : 600-800 mcg
Vitamin A : 770 mcg
Vitamin C : 85 mg
5. Nikmati masa kehamilan
Cobalah untuk meluangkan waktu menikmati masa kehamilan. Contohnya dengan staycation, istirahat, berbelanja kebutuhan Si Kecil kelak, relaksasi khusus ibu hamil maupun dengan menulis. Hal ini bisa membuat Moms lebih tenang dan peredaran darah ke janin lebih lancar.
6. Mencegah stres
Penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil dengan tingkat stres yang rendah cenderung mendapatkan hasil persalinan yang lebih baik ketimbang ibu hamil yang mengalami stres saat hamil. Cobalah untuk menjauh dari lingkungan yang negatif, berdiskusi dengan pasangan jika ada masalah dan lebih tenang menjalani hidup.
Semoga dengan melakukan tips bangun bonding dengan bayi sejak dalam kandungan ini, Moms bisa mendekatkan diri lebih baik dengan SI Kecil setelah melahirkan dan mengurangi keresahan Moms selama merawat Si Kecil.