Ketika Mom ingin menunda kehamilan setelah baru saja melahirkan, tentu saja alat kontrasepsi bisa menjadi solusi. Tapi tidak bisa sembarangan sebab Mom mesti tahu jenis, kondisi dan kebutuhan Mom sebagai busui atau ibu menyusui. Apalagi beberapa jenis alat kontrasepsi ada yang bisa berdampak pada produksi ASI.
Oleh karena itu, Mom mesti memilih dengan tepat alat kontrasepsi yang akan dipasang atau digunakan. Ini dia tujuh jenis kontrasepsi yang direkomendasikan untuk ibu menyusui:
1.IUD Tembaga
Ketimbang IUD hormonal, busui lebih disarankan untuk memilih IUD tembaga. Sebab jenis ini tidak berdampak pada produksi ASI. Selain itu, level efektivitasnya juga disebut sampai 99 persen. Dengan menggunakan alat kontrasepsi atau KB ini, Mom bisa menunda kehamilan dengan rentang waktu yang diinginkan. IUD tembaga ini biasanya ada yang bisa digunakan hingga 10 tahun.
2.Pil KB
Jika lebih senang mengonsumsi pil, pil KB mini dinilai lebih cocok untuk ibu menyusui yang tidak ingin produksi ASInya terpengaruh. Sebab dalam minipill ini hanya ada kandungan progestin dan tidak ada kandungan estrogen. Progestin atau progesteron ini konon justru dapat melancarkan dan memperbanyak produk ASI. Mom bisa pakai KB jenis ini mulai 6-8 minggu setelah melahirkan. Cara pakai pil ini adalah dengan meminumnya di waktu yang sama setiap hari selama 21 hari. 7 hari kosong tanpa konsumsi pil ini biasanya adalah waktu Mom sedang mengalami haid.
3.Implan
Beberapa wanita mungkin masih enggan menggunakan IUD yang alatnya dimasukkan ke dalam rahim. Implan bisa menjadi solusinya. Alat kontrasepsi ini tidak memberikan masalah bagi ibu menyusui karena mengandung progesteron. Cara pakai alat kontrasepsi ini adalah dengan menempatkannya di bawah kulit pada lengan bagian atas. Implan ini bisa digunakan untuk pencegahan kehamilan selama tiga tahun.
4.KB Suntik
Alat kontrasepsi ini diberikan pada ibu menyusui setiap tiga bulan sekali. Biasanya dapat ditemukan di penyedia layanan kesehatan. KB suntik ini dinilai aman karena hanya mengandung hormon progesteron saja. Meski tidak mengganggu produksi ASI, KB suntik ini disebut membuat ibu menyusui lebih sulit kembali subur. Setidaknya butuh waktu sekitar satu tahun untuk mengembalikan masa subur setelah berhenti menggunakan alat kontrasepsi ini.
5.Koyo KB
Yang belakangan sedang ngetren di kalangan ibu-ibu yang ingin menunda kehamilan adalah KB koyo atau patch. Seperti penggunaan koyo pada umumnya, KB koyo juga ditempelkan patch pada punggung, lengan, perut atau bokong. Namun durasinya lebih pendek yaitu satu minggu saja. Sayangnya, alat kontrasepsi ini mengandung estrogen juga yang bisa berpengaruh pada produksi ASI. Jadi Mom mesti bijak dalam penggunaannya. Jika ingin menggunakan KB jenis ini, tunggu sampai enam minggu setelah melahirkan.
6.KB Cincin
Sama seperti koyo KB, KB cincin ini juga mengandung estrogen dan progesteron. Sehingga menjadi pilihan yang kurang direkomendasikan bagi ibu menyusui. Meski begitu, alat kontrasepsi yang cara penggunaannya adalah dengan menempatkan cincin Kb dalam vagina ini bisa jadi alat penunda kehamilan yang efektif. KB ini bisa digunakan dalam waktu tiga minggu dan baru boleh dipasang setelah enam minggu melahirkan.
7.KB Penghalang
Sesuai dengan namanya, alat kontrasepsi ini memiliki fungsi untuk menghalangi sperma masik ke dalam rahim. Metode ini tidak mengandung hormon apapun karena berupa alat. Ada beberapa jenis KB penghalang yang tidak menimbulkan masalah bagi ibu menyusui yaitu kondom, diafragma dan kap serviks. Ketiganya bisa digunakan sesuai dengan kenyamanan Mom dan suami.
Selain alat-alat kontrasepsi dan metode di atas, banyak juga yang menyebutkan bahwa pemberian ASI eksklusif dapat membantu mencegah hormon reproduksi terbentuk. Sehingga ibu yang menyusui lebih tidak beresiko mengalami ovulasi. Ada juga pilihan lain seperti steril yang merupakan kontrasepsi permanen yang biasanya dipilih oleh Mom yang tidak ingin memiliki anak lagi karena alasan tertentu.
Itu dia alat-alat kontrasepsi yang bisa Mom pilih ketika ingin menunda kehamilan selama masa menyusui. Mom bisa diskusikan dengan suami agar kedua pihak sama-sama nyaman.