Toxic Parenting, Kenali Penyebabnya dan Dampak Bagi Perkembangan Anak

Menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah. Keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi anak tentu ada di benak setiap orang tua. Namun ternyata hal ini bisa menjadi masalah ketika menjadi sebuah paksaan terhadap anak dan selalu menganggap bahwa orang tua selalu benar. 

Saat Moms dan Ayah menaruh ekspektasi terlalu tinggi pada anak, bercanda dengan kata-kata yang menyakitkan, tidak peduli dengan emosi Si Kecil atau mungkin bahkan ketika Moms dan Ayah selalu membandingkan perlakuan anak dengan biaya yang harus dikeluarkan, hal ini merupakan ciri ciri toxic parenting. Tidak hanya berupa tindakan seperti memukul, mengusir anak, atau mengurung anak dalam ruangan hingga ia kelaparan atau menyakiti dirinya sendiri, toxic parenting juga dapat berupa pola asuh yang salah ketika mengeluarkan perkataan yang dapat merusak psikologis anak.

Tanda-tanda pola asuh toxic parenting yaitu:

  1. Hanya Memikirkan Perasaan Orang tua Saja

Ketika Si Kecil melakukan kesalahan atau tidak mengikuti ekspektasi orang tua, maka orang tua akan menyalahkan Si Kecil bukan mengintrospeksi kesalahan dirinya yang mungkin mengakibatkan hal tersebut. Si Kecil akan selalu disalahkan dan dihukum karena tidak mengikuti keinginan orang tuanya.

  1. Sering Lakukan Pelecehan Fisik dan Verbal

Tanda lainnya yaitu sering melakukan pukulan, berteriak, mengancam maupun menjelek-jelekkan fisik dan kekurangan Si Kecil di depannya. Saat Moms dan Ayah selalu memanggil Si Kecil dengan panggilan yang tidak pantas yang mengarah pada bentuk fisik dan kebiasaannya sehingga membuat Si Kecil marah atau sedih juga bisa menjadi salah satu bentuk toxic parenting.   

  1. Menjalankan kontrol terlalu ketat

Ketika Moms dan Ayah selalu mengontrol kegiatan Si Kecil tepat waktu, tidak memiiki fleksibilitas sesuai kondisi yang terjadi, menghukum ketika tidak menjalankan jadwal tertentu dan tidak boleh bermain dengan sembarngan teman adalah salah satu bentuk toxic parenting yang sebaiknya Moms dan Ayah hindari..

Apabila ini berlangsung sejak Si Kecil berusia bayi, tentu akan menimbulkan dampak perubahan psikologis yang besar bagi Si Kecil.Pola asuh ini dapat meningkatkan risiko stres, depresi, penurunan rasa percaya diri, hingga membuat anak menjadi takut dengan orangtua. Dampak yang bisa ditimbulkan yaitu:

  1. Anak memiliki kepercayaan diri yang rendah

Anak yang mengalami toxic parenting dalam keluarga biasanya akan memiliki kepercayaan diri rendah karena selalu diatur orang tua, takut untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai aturan orang tua dan memiliki kepercayaan bahwa dirinya tidak berhak melakukan sesuatu di luar peraturan yang dibuat. Hal ini juga membuat tingkat kreativitas serta inisitif Si Kecil rendah dalam pergaulan maupun saat belajarnya.

  1. Anak menjadi mudah stres

Si Kecil dapat merasakan stres berkepanjangan karena sering menahan emosinya dan memiliki ketakutan yang mendalam. Hal ini menimbulkan dirinya akan lebih mudah gelisah ketika berasa di lingkungan yang berbeda, menjalankan sesuatu yang baru dan sulit beradaptasi dengan lingkungan pertemanannya.

  1. Berisiko mengalami penyakit psikologis maupun fisik

Dikarenakan Si Kecil menahan emosi serta tidak dapat menyalurkan keinginannya dalam jangka waktu yang lama, hal ini bisa membuat daya tahan tubuhnya menurun dikarenakan adanya tekanan batin yang dirasakannya. Selain itu jika toxic parenting ini dijalankan dalam waktu yang lama, Si Kecil dapat berisiko terkena depresi sejak dini maupun saat dewasa kelak. Hal ini juga membentuk kepribadiannya menjadi tertutup, tidak mempercayai orang lain dan tidak suka bersosialisasi.

Selain itu, toxic parenting juga dapat membuat Si Kecil justru akan lebih membangkang, berkata kasar dan melakukan hal yang sama pada teman sebayanya di luar rumah karena berpikiran bahwa hal tersebut merupakan hal yang benar karena belajar dari kebiasaan yang dilakukan orang tuanya.

Toxic parenting tidak akan pernah membuat Si Kecil tumbuh menjadi anak penurut yang berbahagia, Moms dan Ayah. Justru kasih sayang sesungguhnya datang dari sebuah keterbukaan dan komunikasi yang baik antara Si Kecil dan orang tuanya, berhak memilih suka atau tidaknya sesuatu, dan berhal untuk memberikan saran terhadap sesuatu. Yuk mulai sekarang hindari kebiasaan yang memicu tocix parenting agar Si Kecil tumbuh dan berkembang dengan lebih sehat dan bahagia.

Must Read

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here